JAKARTA. Untuk mendongkrak produksi daging sapi dalam negeri, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan mengimpor sapi indukan sebanyak 30.000 ekor sepanjang 2015. Impor dilakukan untuk mendukung integrasi sapi indukan dengan petani plasma yang memiliki kebun sawit. Direktur Jendral (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan Syukur Iwantoro mengatakan, rekomendasi impor sapi indukan telah diajukan dalam APBNP 2015. Rencananya, Juni mendatang sapi indukan asal Australia mulai masuk ke Indonesia. Untuk sapi-sapi induk tersebut, pihaknya mengusulkan pembebasan bea masuk atau bea masuk 0%. Alasannya, impor sapi indukan bertujuan untuk investasi jangka panjang yang tidak bisa disamakan dengan sapi bakalan. “Sapi indukan ini nantinya akan kami peruntukan bagi petani kelapa sawit yang mau berternak sapi. Hal ini mencontoh dari pola integrasi perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan peternak sapi,” kata Syukur pada Rabu (7/1). Lewat impor sapi indukan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan optimis populasi produksi sapi nasional bakal naik. Sehingga, kebutuhan daging sapi terpenuhi tanpa harus impor. Apalagi tren populasi sapi tercatat mengalami kenaikan. Sepanjang tahun 2014 Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat populasi sapi potong sebanyak 14,7 juta ekor naik dari 12,6 juta ekor pada tahun 2013. Kenaikan populasi sapi hingga 16% ini diyakini dapat kembali terulang pada tahun 2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Juni, Kemtan akan impor 3.000 ekor sapi indukan
JAKARTA. Untuk mendongkrak produksi daging sapi dalam negeri, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan mengimpor sapi indukan sebanyak 30.000 ekor sepanjang 2015. Impor dilakukan untuk mendukung integrasi sapi indukan dengan petani plasma yang memiliki kebun sawit. Direktur Jendral (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan Syukur Iwantoro mengatakan, rekomendasi impor sapi indukan telah diajukan dalam APBNP 2015. Rencananya, Juni mendatang sapi indukan asal Australia mulai masuk ke Indonesia. Untuk sapi-sapi induk tersebut, pihaknya mengusulkan pembebasan bea masuk atau bea masuk 0%. Alasannya, impor sapi indukan bertujuan untuk investasi jangka panjang yang tidak bisa disamakan dengan sapi bakalan. “Sapi indukan ini nantinya akan kami peruntukan bagi petani kelapa sawit yang mau berternak sapi. Hal ini mencontoh dari pola integrasi perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan peternak sapi,” kata Syukur pada Rabu (7/1). Lewat impor sapi indukan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan optimis populasi produksi sapi nasional bakal naik. Sehingga, kebutuhan daging sapi terpenuhi tanpa harus impor. Apalagi tren populasi sapi tercatat mengalami kenaikan. Sepanjang tahun 2014 Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat populasi sapi potong sebanyak 14,7 juta ekor naik dari 12,6 juta ekor pada tahun 2013. Kenaikan populasi sapi hingga 16% ini diyakini dapat kembali terulang pada tahun 2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News