Junior global bond BTN oversubscribed sampai 12,3 kali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Junior global bond alias obligasi subordinasi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) diminati banyak investor. Dari hasil penawaran perseroan, surat utang ini meraih kelebihan permintaan hingga 12,3 kali.

Dari target penghimpunan dana US$ 300 juta yang dipasang, perseroan mencatat permintaan yang masuk mencapai US$ 3,6 miliar. Sementara mayoritas peminat tercatat berasal dari Asia, serta lebih dari 85% adalah fund manager, dan asset management. Sedangkan sisanya berasal dari perusahaan asuransi dan perbankan.

Baca Juga: Usai Bank Permata, Bangkok Bank berpotensi kembali caplok bank di Indonesia


Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury bilang tingginya permintaan disebabkan stabil kondisi ekonomi nasional di mata investor global. Kesepakatan dagang Amerika Serikat dan Cina yang diproyeksi bakal menguatkan kondisi makroekonomi juga jadi salah satu faktornya.

“Faktor lainnya adalah bisnis utama BTN yang fokus pada sektor perumahan, KPR khususnya. Dengan jumlah backlog perumahan yang besar, tentu menjadi pasar yang menarik, di samping laporan keuangan BTN yang terus terjaga,” katanya dalam keterangan resmi BTN, Kamis (16/1).

Sedangkan Direktur Keuangan BTN Nixon L. Napitupulu bilang dari penentuan harga yang dilakukan Rabu (15/1) lalu surat utang bertenor lima tahun ini bakal memberikan kupon tetap 4,2%.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan indikasi kupon yang diberikan yaitu 285-310 bps over US Treasury tenor 5 tahun yang digunakan sebagai acuan.  Kupon akhir 4,2% lebih tinggi 260 bps di atas instrumen acuan.

Baca Juga: Selamatkan Jiwasraya, pemerintah godok PP holding asuransi

“Dengan tambahan dana segar dari Junior Global Bond, pinjaman subordinasi, dan institusi lainnya, maka capital adeqaucy ratio (CAR) kami bakal mencapai 17% pada Januari 2020. Lebih tinggi dari posisi Desember 2019 sebesar 16,88%,” kata Nixon.

Ini sesuai dengan target CAR yang dipasang perseroan di kisaran 17%-19%. Pun dapat merealisasikan target penyaluran kredit di kisaran 10% tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi