Junta Myanmar Klaim Aung San Suu Kyi dalam Kondisi Sehat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah militer Myanmar atau junta menyatakan pada Selasa bahwa Aung San Suu Kyi, mantan pemimpin Myanmar yang kini ditahan, berada dalam kondisi kesehatan yang baik.

Pernyataan ini muncul sehari setelah putranya, Kim Aris, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa ia hampir tidak menerima informasi apa pun tentang kondisi ibunya dan takut Suu Kyi bisa meninggal tanpa sepengetahuannya.

Dalam wawancara di Tokyo, Kim Aris mengatakan bahwa ia tidak pernah berkomunikasi dengan ibunya selama bertahun-tahun dan meyakini peraih Nobel Perdamaian tersebut saat ini ditahan di Naypyidaw, ibu kota Myanmar.


Aung San Suu Kyi ditangkap setelah kudeta militer pada 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil terpilih dan memicu perang saudara berkepanjangan.

Baca Juga: Pusat Penipuan Global Digulung: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Myanmar?

Saat ini, Suu Kyi menjalani hukuman penjara selama 27 tahun atas berbagai tuduhan, termasuk penghasutan, korupsi, dan kecurangan pemilu semua tuduhan tersebut dibantah oleh Suu Kyi.

“Daw Aung San Suu Kyi berada dalam kondisi kesehatan yang baik,” demikian pernyataan yang dimuat media resmi junta, Myanmar Digital News, menggunakan gelar kehormatan bagi mantan pemimpin tersebut.

Namun, pernyataan itu tidak disertai bukti atau rincian medis mengenai kondisi kesehatannya. Hingga berita ini diturunkan, Kim Aris belum dapat dihubungi untuk memberikan tanggapan atas klaim junta tersebut.

Pemilu Myanmar Dinilai Bisa Jadi Peluang, Namun Dipertanyakan Dunia Internasional

Kim Aris menilai rencana pemilu multi-tahap di Myanmar yang dimulai pada 28 Desember dapat menjadi peluang bagi militer untuk meringankan kondisi ibunya. Meski demikian, banyak pemerintah asing menilai pemilu tersebut sekadar formalitas yang bertujuan melegitimasi kekuasaan militer.

Ia berharap junta dapat membebaskan Suu Kyi atau setidaknya memindahkannya ke tahanan rumah guna meredam kritik internasional menjelang pemungutan suara.

Baca Juga: Ratusan Warga Asing Kabur ke Thailand Usai Penggerebekan KK Park Myanmar

Sebaliknya, junta Myanmar menuduh Kim Aris berupaya mengganggu jalannya pemilu, yang akan menjadi pemilihan umum pertama sejak 2020—pemilu yang oleh militer dituding sarat kecurangan oleh Suu Kyi.

“Ini hanyalah rekayasa yang disebarkan pada waktu tertentu untuk mengganggu pemilu multipartai yang bebas dan adil yang akan segera digelar di Myanmar,” demikian pernyataan junta.

Partai National League for Democracy (NLD) yang dipimpin Suu Kyi dan merupakan partai politik terbesar di Myanmar telah dibubarkan oleh junta. Selain itu, sejumlah kelompok politik anti-militer menyatakan boikot terhadap pemilu, semakin mempertanyakan legitimasi proses demokrasi di negara tersebut.

Selanjutnya: Perbankan Siapkan Strategi Menjaring Dana Murah di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Menarik Dibaca: Kulit Leher Hitam? Ini 4 Cara Memutihkan Leher Secara Alami yang Bisa Dicoba