Jurang defisit neraca pembayaran melebar



JAKARTA. Melemahnya nilai ekspor Indonesia dan gelombang eksodus duit asing di investasi portofolio sepanjang triwulan II 2012 menyebabkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) kembali merah. Bank Indonesia (BI) menyebut, neraca pembayaran triwulan II lebih parah ketimbang triwulan I tahun ini.

Penyebab utama defisit neraca pembayaran antara lain transaksi berjalan atawa current account yang terus membengkak. Penyebabnya adalah ekspor yang terus melemah sementara impor yang melonjak tajam. Terutama, impor bahan bakar minyak yang terus meningkat.

Sementara dari sisi neraca modal ada tekanan dari aksi jual investor asing yang menyimpan duit mereka di investasi portofolio sepanjang Mei dan Juni. Beruntung, arus foreign direct investment (FDI) meningkat, sehingga bisa menahan lonjakan defisit.


Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, BI terus mewaspadai meningkatnya defisit transaksi berjalan akibat melambatnya ekspor (lihat grafik).

"Ekspor melambat sebagai akibat penurunan kinerja ekonomi global. Sementara impor yang tumbuh tinggi sejalan dengan kuatnya permintaan domestik," ungkap Dodi dalam pernyataan tertulis Kamis (9/8). BI belum mengumumkan secara resmi berapa defisit neraca pembayaran triwulan II 2012.

Meski begitu, menurut beberapa ekonom yang dihubungi KONTAN memprediksi, defisit neraca pembayaran Indonesia sepanjang triwulan II 2012 bakal lebih lebar ketimbang triwulan I 2012. Sebagai gambaran, pada triwulan I 2012, neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1 miliar.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih memperkirakan, defisit neraca pembayaran pada triwulan II tahun ini bakal lebih dari US$ 2,5 miliar. "Bahkan bisa menyentuh level US$ 3 miliar," kata Lana.

Prediksi neraca pembayaran bakal lebih parah dari triwulan satu juga diungkapkan oleh Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa. Ia menyoroti defisit neraca perdagangan yang mencapai US$ 1,3 miliar di bulan Juni bakal membuat neraca pembayaran secara keseluruhan negatif.

TKI jadi pahlawan

Selain defisit transaksi berjalan yang kian lebar, Lana memperkirakan, penyebab defisit neraca pembayaran juga dari transaksi jasa yang negatif di triwulan II 2012.

Lana melihat, banyak investor asing yang memegang obligasi dan membenamkan investasinya di dalam negeri. Mau tak mau, para investor ini akan membawa pulang penghasilan seperti pembayaran kupon, sehingga neraca pendapatan menjadi negatif.

Yang bakal menjadi penolong neraca menjadi surplus adalah transfer duit para pahlawan devisa, tenaga kerja Indonesia. Tapi, secara umum neraca transaksi berjalan tetap mengalami defisit sepanjang triwulan II 2012.

Sementara itu, dari sisi transaksi modal, BI optimistis, neraca transaksi modal bakal mencatatkan surplus. Meski sepakat dengan BI, tapi Lana memperkirakan, neraca transaksi modal hanya mencatatkan surplus tipis. Alasannya, "Meski penanaman modal langsung dan pencairan pinjaman positif, tapi pada Mei dan Juni ada reversal atau pembalikan modal di sisi portofolio yang jumlah yang cukup besar," ujar Lana.

Untuk menjaga agar defisit transaksi berjalan kembali ke tingkat yang aman, Dody bilang, BI terus memperkuat langkah kebijakan yang mendorong keseimbangan eksternal. BI juga akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengelola permintaan domestik, sehingga sejalan dengan upaya menjaga kestabilan ekonomi makro serta kesinambungan pertumbuhan ekonomi.

"Dengan langkah-langkah kebijakan tersebut, tekanan neraca pembayaran kami perkirakan akan berkurang pada paruh kedua 2012 ini," kata Dody. Mari kita menunggu langkah BI dan pemerintah isa meredam defisit NPI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: