KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chitose Internasional Tbk (
CINT) masih melihat peluang bisnis furnitur di Indonesia masih prospektif. Melihat adanya kompetisi dalam dan luar negeri, perusahaan yang berdomisili di Cimahi, Jawa Barat ini punya strategi untuk genjot penjualan. Helina Widayani, Corporate Secretary PT Chitose Internasional Tbk (CINT) menjelaskan peluang bisnis Furnitur di Indonesia cukup bagus, meski ada beberapa perlambatan dan tantangan dengan persaingan yang makin kompetitif. Namun Chitose masih tetap yakin bahwa furnitur saat ini dan ke depan masih akan bertumbuh , baik dari sektor pemerintah maupun swasta.
"Karena pemerintah dalam hal investasi dibuka lebar dengan perbaikan dari sisi regulasi, sehingga investor asing maupun domestik akan banyak berinvestasi. Ini salah satu peluang untuk bisnis furniture," kata Helina Kepada Kontan.co.id, Minggu (2/12). Dalam tiga bulan terakhir tahun 2018 ini Chitose tetap lanjutkan strategi yang telah dibuat. Yakni lebih fokus penjualan regular, penyelesaian proyek yang sudah ada dan merealisasikan ekspor. Menurut Helina peluang bisnis terbuka lebar dengan perubahan pola bisnis dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini membuat CINT juga berubah cara pendekatannya. Begitu pula dengan produk dan sumber daya manusia yang ada ditingkatkan untuk bisa bersaing. Salah satu produk yang sedang dikembangkan adalah matras dengan merk C-PRO. Merk C-PRO ini adalah produk untuk baby mattress dan Topper Bed. Perkembangan pertumbuhan infrastruktur dan bonus demografi Indonesia menjadi peluang dalam produk ini ke depannya. "Selain penetrasi ke dalam pasar domestik C-PRO juga kami pasarkan utk ekspor ke negara-negara di ASEAN, Jepang dan Oceania termasuk Australia," paparnya. Sedangkan di bagian distribusi terus memperkuat jaringan distribusi dan kecepatan akses distribusi. Sayangnya untuk penambahan lokasi jaringan belum dapat diinformasikan. Sekadar informasi, tahun ini CINT telah membuka cabang baru di Palembang. "Kami juga mengubah pola distribusi, khususnya di wilayah Indonesia Timur, dengan memindahkan depo dari Jakarta ke Surabaya. Ini untuk mempercepat distribusi dan menangkap order lebih cepat," paparnya.
Untuk aksi korporasi maupun target tahun depan, direksi dari Chitose belum mau memberikan keterangan. Hanya saja untuk proyeksi tahun ini, Helina menjelaskan pihaknya masih mengupayakan kinerja masih positif dan sesuai dengan target awal tahun yang telah ditetapkan. Sebelumnya CINT menargetkan pertumbuhan revenue sekitar 3.5% sampai akhir tahun ini. Sementara untuk bottom line, target pertumbuhan sekitar 11%. Dari laporan keuangan kuartal III-2018, tercatat penjualan CINT sebesar Rp 265,2 miliar atau naik dari periode sama tahun lalu sebanyak Rp 264,4 miliar. Sedangkan pada kuartal III-2018 laba bersih sebanyak Rp 12,1 miliar atau turun dari periode sama tahun lalu sebanyak Rp 20,6 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto