KONTAN.CO.ID - BEIJING. China akan meningkatkan dukungan kebijakan fiskal dan moneter untuk mendongkrak ekonominya. Indikator aktivitas utama ekonomi China menunjukkan ekonomi secara tak terduga melambat pada bulan Juli. Ini mendorong pada pembuat kebijakan meningkatkan langkah-langkah untuk mengatasi tantangan termasuk kebangkitan kasus Covid-19 lokal dan ekonomi global yang melambat. China akan mengonsolidasikan pemulihan ekonominya dan menjaga operasi ekonomi dalam kisaran yang wajar, kata media pemerintah China yang dilansir Reuters setelah mengutip seorang anggota kabinet usai pertemuan rutin yang dipimpin Perdana Menteri Li Keqiang.
"Saat ini, ekonomi China terus memulihkan tren perkembangannya, tetapi masih ada fluktuasi kecil," kata anggota kabinet itu. Ia bilang, China perlu memperkuat kebijakan keuangan dan moneter untuk mendukung ekonomi riil, dan mengonsolidasikan fondasi pemulihan ekonomi, menjaga operasi ekonomi dalam kisaran yang wajar.
Baca Juga: Kehadiran Xi dan Putin di KTT G-20 Bisa Picu Ketegangan dengan Presiden AS dan Barat Sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut mencatat bahwa keputusan telah dibuat tentang langkah-langkah untuk menurunkan biaya. Selain itu juga langkah-langkah kebijakan untuk lebih mengamankan mata pencaharian dasar orang-orang yang berada dalam kesulitan dan memenuhi kebutuhan esensial mereka. Menurut pernyataan itu, pertemuan itu juga memutuskan langkah-langkah untuk mendukung industri perawatan lansia dan perawatan anak untuk membantu mereka mengatasi kesulitan dan memulihkan pertumbuhan. Kabinet juga sepakat untuk memperpanjang kebijakan pembebasan pajak untuk pembelian kendaraan energi baru untuk memacu konsumsi barang-barang besar. Pertemuan kabinet tersebut mencatat bahwa pemenuhan kebutuhan hidup dasar adalah perhatian utama rakyat dan tanggung jawab pemerintah. Sebab, akibat pandemi Covid-19 dan bencana alam, jumlah orang yang mengalami kesulitan mengalami peningkatan. Pernyataan tersebut merinci bidang dukungan untuk memenuhi kebutuhan esensial masyarakat. Yang pertama, perluasan cakupan tunjangan subsisten, dengan dana yang dikirimkan kepada mereka yang membutuhkan secepat mungkin. Kedua, bantuan yang lebih besar diberikan kepada mereka yang dalam kesulitan. Ketiga, perluasan waktu dari langkah-langkah kebijakan dari September tahun ini hingga Maret 2023. Langkah-langkah kebijakan yang diperluas akan mencakup total 67 juta orang, termasuk mereka yang menerima subsidi pengangguran dan mereka yang mendekati ambang batas kelayakan tunjangan subsisten. Pemerintah pusat akan memberikan subsidi pendanaan untuk peningkatan pengeluaran dari perluasan cakupan tunjangan subsisten dan skema bantuan lainnya. Keempat, pemerintah daerah harus dengan sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab mereka dan memberikan bantuan dan dukungan yang lebih tepat sasaran secara lebih tepat waktu. "Penipuan, penyelewengan, dan penggelapan dana akan ditangani dengan tegas," bunyi pernyataan itu.
Orang dalam kebijakan dan analis mengatakan kepada Reuters bahwa bank sentral China (PBOC) akan mengambil lebih banyak langkah pelonggaran, meskipun menghadapi ruang terbatas untuk bermanuver karena kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan pelarian modal. China secara luas diperkirakan akan menurunkan suku bunga pinjaman acuan pada hari Senin, sebuah survei Reuters menunjukkan. China juga akan memperpanjang pembebasan pajak pembelian kendaraan "energi baru" hingga akhir 2023 sebagai bagian dari langkah-langkah untuk meningkatkan konsumsi domestik.
Baca Juga: Ketidakpastian Global Meningkat, Impor Emas China Catat Rekor Tertinggi Editor: Khomarul Hidayat