JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim sudah menempuh dua opsi yaitu "hedging" (lindung nilai) valas dan efisiensi untuk mengantisipasi terus merosotnya nilai tukar rupiah yang sudah menembus angka psikologis Rp 14.500 per dollar AS. "Penurunan rupiah tentu saja menekan margin keuntungan, tapi tidak terlalu dalam karena kami sudah melakukan kalkulasi nilai tukar hingga Rp16.000 dollar AS," kata Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, di sela-sela acara "CFO BUMN Forum: Sinergi Bagi Ekonomi Negeri", di Gedung Pertamina, Selasa (22/9). Menurut dia, untuk memastikan penurunan margin tidak terlalu besar perseroan menempuh kebijakan efisiensi dari sisi "non fuel" (non bahan bakar), yaitu efisiensi dalam hal operasi dan pemasaran dan "hedging" (lindung nilai) mata uang valas.
Jurus Garuda hadapi terus merosotnya rupiah
JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim sudah menempuh dua opsi yaitu "hedging" (lindung nilai) valas dan efisiensi untuk mengantisipasi terus merosotnya nilai tukar rupiah yang sudah menembus angka psikologis Rp 14.500 per dollar AS. "Penurunan rupiah tentu saja menekan margin keuntungan, tapi tidak terlalu dalam karena kami sudah melakukan kalkulasi nilai tukar hingga Rp16.000 dollar AS," kata Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, di sela-sela acara "CFO BUMN Forum: Sinergi Bagi Ekonomi Negeri", di Gedung Pertamina, Selasa (22/9). Menurut dia, untuk memastikan penurunan margin tidak terlalu besar perseroan menempuh kebijakan efisiensi dari sisi "non fuel" (non bahan bakar), yaitu efisiensi dalam hal operasi dan pemasaran dan "hedging" (lindung nilai) mata uang valas.