KONTAN.CO.ID - Indonesia Commodity and Derivatif Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) terus berupaya menjadi referensi harga timah global. Bachrul Chairi, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengatakan, Indonesia sebagai eksportir timah terbesar di dunia sudah seharusnya memiliki porsisi tawar yang kuat dalam penentuan harga timah dunia. "Sebagai negara penghasil timah yang berpengaruh pada ketersediaan produksi dunia, Indonesia seharusnya dapat secara mandiri memainkan perannya dalam pembentukan pasar dan harga timahnya sendiri," kata Bachrul dalam pidato di ITCE 2017, Senin (28/8).
Namun, untuk membuat ICDX menjadi tempat pembentukan harga dan acuan harga timah dunia, masih terdapat beberapa hal yang harus dikejar dan tingkatkan. Salah satu upaya untuk menjadikan ICDX bisa menjadi harga acuan dunia adalah dengan memunculkan sitem kontrak baru, yaitu kontrak berjangka. Selama ini ICDX hanya menggunakan harga di pasar spot. ICDX berencana untuk melakukan transaksi kontrak berjangka, dalam bentuk
futures dan
forward. Sekedar info, transaksi
forward adalah perjanjian dua belah pihak untuk membeli atau menjual suatu aset pada tanggal tertentu dan harga tertentu. Sementara kontrak
futures adalah kontrak standar yang dapat diperjualbelikan di suatu bursa tertentu untuk membeli dan menjual sesuai dengan harga tertentu dan jangka waktu tertentu pula. "Kontrak
futures penting untuk membuat harga timah di Indonesia bisa menjadi referensi harga secara global," kata Lamon Rutten CEO ICDX, Senin (28/8). Menurutnya, tanpa kontrak
futures harga timah Indonesia tidak akan jadi referensi harga timah global.
Kebanyakan orang membeli dengan kontrak harga
futures daripada harga spot. Saat ini yang memiliki kontrak
futures hanya London Metal Exchange (LME). "Kalau kontrak futures ada di ICDX juga, orang akan melihat harga ekspor timah Indonesia untuk tiga, lima bulan ke depan, sampai sekarang mereka tidak tahu karena hanya ada harga spot," kata Lamon. Dalam merealisasikan kontrak baru tersebut, Lamon mengaku tidak ingin terburu-buru. Menurutnya, lebih baik secara perlahan namun hasil maksikmal. Ditambah melihat perlu adanya proses edukasi terhadap pasar dan perusahaan timah di Indonesia. "Kami berharap tahun ini bisa berjalan kontrak baru, tetapi perlu proses edukasi dengan pasar terlebih dahulu dan kami belum tahu hal tersebut membutuhkan waktu berapa lama," kata Lamon. Faktor lain pendukung terlaksananya kontrak futures adalah dengan muculnya Pusat Berikat Logistik (PLB). "Kontrak futurues semakin mudah dilakukan karena ada PLB semua orang bisa mengekspor timah," kata Lamon. Seiring dengan regulasi baru tersebut, ICDX melalui anak usahanya PT ICDX Logistik Berikat (ILB) siap membuka PLB khusus timah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini