JAKARTA. Sebagai upaya mencegah kebakaran lahan dan hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membentuk tim pengendali kebakaran bernama Mandala Agni. Tim tersebut dibentuk untuk mewaspadai titik potensi kebakaran di berbagai wilayah. "Meskipun belum terjadi kebakaran di beberapa lokasi rawan, Manggala Agni tetap melakukan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat," tutur Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dalam keterangan tertulis dari KLHK, Selasa (8/8). Tim Manggala Agni melakukan patroli di beberapa titik rawan kebakaran, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Manggala Agni adalah Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Indonesia yang dibentuk pada 2003. Kegiatannya meliputi pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan. Sampai saat ini, patroli terpadu telah dilaksanakan di 3 provinsi, antaralain, ada 65 posko di Riau, 50 posko di Sumatera Selatan, dan 60 posko di Kalimantan Barat. Rencananya, akan dilaksanakan patroli terpadu secara serentak di 8 provinsi yaitu di Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur pada pertengahan Agustus 2017. Selain itu, pengecekan lapangan (
groundcheck) dan pemadaman juga terus dilakukan oleh Manggala Agni. Manggala Agni bekerjasama dengan TNI, POLRI, BPBD, Dinas LHK, pihak swasta, kepala desa dan Masyarakat Peduli Api Dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Di Sumatera Utara, pemadaman dilakukan di Dusun Podo Rukun, Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu, dengan 30 hektare (ha) lahan yang terbakar. Lalu, di Riau, pemadaman dilakukan di Desa Sungai Putih, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar dan Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, yang dibantu water bombing pada lokasi kebakaran seluas kurang lebih 5 ha. Serta di Desa Sungai Tengah, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak dengan luas kurang lebih 10 ha. Dan di Jambi, pemadaman dilakukan di Desa Suban, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sedangkan seluas kurang lebih 1,5 ha telah dipadamkan di Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Berdasarkan data Posko Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), KLHK per 7 Agustus 2017, menyebutkan pada Satelit NOAA19 tidak terpantau hotspot di wilayah Indonesia. Sedangkan 3 hotspot terpantau oleh satelit Terra/Aqua (NASA) dengan confidence level lebih besar sama dengan 80%, terletak di Kabupaten Merauke, Papua.
Data tersebut juga menyebutkan, 6 hotspot terlihat berdasarkan data Terra/Aqua (LAPAN), yaitu 1 titik di Sumatera Utara (Kabupaten Dairi), 1 titik di Jawa Tengah (Kabupaten Cilacap), 1 titik di Jawa Timur (Kabupaten Banyuwangi) dan 3 titik di Papua (Kabupaten Merauke). Dengan demikian, total hotspot berdasarkan satelit NOAA19 per 1 Januari hingga 7 Agustus 2017 dilaporkan sebanyak 1.341 hotspot. Dibandingkan dengan 2016 periode yang sama, yaitu 1.295 hotspot, tahun ini terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 108 titik (3,55 %). Sedangkan data Terra/Aqua (NASA) per 1 Januari-7 Agustus 2017 (confidence level lebih besar sama dengan 80%), menunjukkan penurunan jumlah hotspot 1.809 hotspot (84,60 %). Nilai ini dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, yaitu semula 2.137 hotspot menjadi 334 hotspot. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto