KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih berkutat pada kisaran Rp 14.000 per dollar AS. Padahal, segala jurus dan kebijakan telah diterapkan Tanah Air. Bahkan, bank sentral tidak segan-segan menaikkan suku bunga acuan hingga dua kali dalam sebulan di Mei lalu. Kepala Ekonom PT Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, risiko eksternal Indonesia yang memburuk seperti defisit transaksi berjalan yang melebar. Ketika investor asing melihat potensi pelebaran defisit masih akan berlangsung, maka tekanan terhadap rupiah akan terus ada. Kedua, valuasi aset kini menjadi lebih mahal akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7DRR). Rumusnya, ketika valuasi murah di pasar keuangan, maka investor akan melakukan aksi beli (net buy), sebaliknya ketika valuasi mahal mereka akan lakukan net sell.
Jurus moneter BI belum sanggup kuatkan rupiah, ini alasannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih berkutat pada kisaran Rp 14.000 per dollar AS. Padahal, segala jurus dan kebijakan telah diterapkan Tanah Air. Bahkan, bank sentral tidak segan-segan menaikkan suku bunga acuan hingga dua kali dalam sebulan di Mei lalu. Kepala Ekonom PT Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, risiko eksternal Indonesia yang memburuk seperti defisit transaksi berjalan yang melebar. Ketika investor asing melihat potensi pelebaran defisit masih akan berlangsung, maka tekanan terhadap rupiah akan terus ada. Kedua, valuasi aset kini menjadi lebih mahal akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7DRR). Rumusnya, ketika valuasi murah di pasar keuangan, maka investor akan melakukan aksi beli (net buy), sebaliknya ketika valuasi mahal mereka akan lakukan net sell.