Jurus pemerintah kendalikan harga pangan



JAKARTA. Memasuki bulan puasa dan menjelang Lebaran, sejumlah upaya dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan komoditas pangan krusial. Upaya tersebut juga dilakukan dalam rangka mengendalikan inflasi selama Ramadan. Seperti diketahui bahwa penyumbang Inflasi terbanyak selama bulan Mei berasal dari volatile food.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemdag), Karyanto Suprih menyatakan, pihaknya telah mengadakan operasi pasar di sejumlah tempat untuk mengontrol harga pangan agar tidak mudah dimainkan.

Karyanto mengklaim bahwa harga bahan pangan pokok seperti gula, beras, dan minyak goreng masih stabil. Hanya harga bawang putih yang dianggapnya melonjak cukup tinggi belakangan.


"Itupun sudah kami terbitkan beberapa peraturan untuk meredam harga. Kalau ada importir yang ketauan menimbun, akan kami tangkap. Targetnya, harga bawang putih bisa kembali menyentuh Rp 30.000 per kilogram," kata Karyanto, Minggu (28/5)..

Sedangkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kemtan) mengupayakan pantauan harga bahan pangan setiap hari. "Selain kami punya manajemen tanam yang baru. Kami juga dirikan posko di sekitar Ditjen Horti untuk memantau harga pangan di tingkat petani setiap hari," terang Spudnik Sujono, Dirjen Hortikultura.

Ia menegaskan, upaya turun langsung ke lapangan juga dilakukan oleh Kemtan untuk memantau harga. Agar perbedaan harga di tingkat petani dan pedagang tidak terlalu jauh.

"Kami berusaha menjaga rantai pasok juga dengan mendirikan Toko Tani Indonesia (TTI) di sekitar Jabodetabek dan di tiap kelompok tani. Kami ajak kerjasama mereka agar hasil panennya disalurkan ke TTI," ujar Spudnik, Minggu (28/5).

Perum Bulog sendiri melakukan operasi pasar murah dan membangun Rumah Pangan Kita (RPK) di sejumlah daerah. Karyawan Gunarso, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog mengatakan, pihaknya juga mengadakan gerakan stabilisasi harga pangan di sejumlah wilayah, bahkan di wilayah yang sulit dijangkau bahan pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini