JAKARTA. Perum Perumnas berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan rumah rakyat terutama dalam menyukseskan program sejuta rumah. Untuk itu, perusahaan pelat merah ini akan tersu melebarkaan sayapnya ke berbagai wilayah Indonesia. Tahun ini, Perumnas menargetkan kontribusi terhadap program sejuta rumah sebanyak 32.000 unit. Sementara hingga awal Agustus 2017 ini, Perumnas baru berhasil merealisasikan 37,5% dari target tersebut. "Serapan untuk target kontribusi Perumnas terhadap program sejuta rumah hingga saat ini sekitar 12.000 unit," kata Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perumnas di Jakarta, Rabu (9/8).
Untuk mencapai target tersebut, Perumnas masih akan meluncurkan beberapa proyek baru berupa hunian subsidi di semester II ini. Perusahaan akan meluncurkan proyek perumahan bertajuk Sentraland Dramaga Bogor sebanyak 3.000 unit di atas lahan seluas 40 hektare (ha). Sekitar 70% dari total hunian yang akan dibangun merupakan rumah subsidi dengan harga mulai Rp 120 juta samoai Rp 141 juta. Sentraland Dramaga berlokasi sekitar 7 kilometer (km) dari Institute Pertanian Bogor/IPB. Proyek ini akan diluncurkan mulai 12 Agustus mendatang. Tahun ini, Perumnas menargetkan bisa menjual 1.000 unit dari proyek ini. Selain proyek Perumahan Sentraland Dramaga, Perumnas juga berencana meluncurkan apartemen di Stasiun Tanjung Barat dan Pondok Cina di paruh kedua ini. "KamiĀ akan mulai membuka penawaran untuk apartemen di Tanjung Barat minggu ini. Sedangkan apartemen stasiun Pondok Cina kemungkinan akan diluncurkan September 2017," kata Nawir. Di Tanjung Barat, Perumnas akan membangun 3 tower apartemen dengan kapasitas 1.230 unit yang akan dijula mulai harag Rp 9,3 triliun. Proyek ini rencananya akan groundbreking sekitar 14-15 Agustus 2017 ini karena sudah dapat izin. Menurut Nawir, pembangunan rumah subsidi saat ini sudah harus mengarah ke bangunan vertikal atau apartemen. Sebab jika mengadalkan rumah tapak maka lokasinya tentu harus jauh dari pusat bisnis karena lahan sudah semakin mahal. Sementara jika hunian semakin jauh dari pusat bisnis maka akan membuat mobilisasinya akan kian tidak efisien. Namun, pembangunan hunian vertikal saat ini masih sering terkendala dari sisi keterlambatan perizinan. Meskipun pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijaakan untuk mempercepat pembangunan hunian vertikal untuk mendorong program sejuta rumah dalam paket kebijakan XIII, namun realisasinya di tingkat daerah hingga saat ini belum terealisasi.
"Paket kebijakan pemerintah pusat itu tidak serta merta disesuaikan oleh pemerintah daerah ke dalam peraturan daerah. Jadi antara pusat dan daerah belum seirama. Oleh karena itu , peran mendagri sangat perlu agar proses perizinan cepat dalam pembangunan rumah murah itu," tutur Nawir. Lebih lanjut, Nawir melihat penjualan rumah untuk segmen menengah ke bawah masih bagus walupun secara umum industri properti melambat saat ini. Menurutnya, penjualan hunian dengan harga Rp 500 juta ke bawah masih mengalaami peningkatan 10%-15%. Oleh karena itu, Nawir optimis penjualan Perumnas tahun ini masih akan mengalami peningkatan karena perusahaan memang masif fokus menggarap proyek segmene menengah bawah. Tahun ini, perusahaan menargetkan penjualan Rp 3,1 triliun. Adapun di semester I sudah tercapai sebesar Rp 1,26 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia