KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (
TOWR) harus berlapang dada laba bersihnya tergerus akibat membengkak beban bunga. Ini tercermin dari capaian kinerja entitas Grup Djarum ini. Per Juni 2023, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk TOWR mencapai Rp 1,55 triliun. Nilai itu turun 7,8% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) dari Rp 1,69 triliun. Padahal pendapatan TOWR masih tumbuh 8,65% YoY menjadi Rp 5,77 triliun. Pada semester I-2022, TOWR hanya mengantongi pendapatan sebesar Rp 5,31 triliun.
Namun pendapatan itu harus tergerus oleh beban keuangan TOWR yang mencapai Rp 1,48 triliun atau naik 23,03% YoY. Beban bunga bank menyumbang Rp 1,15 triliun dan beban obligasi sebesar Rp 206,17 miliar.
Baca Juga: Penguasaan Menara Menjadi Kunci Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari menjelaskan secara operasional dan pendapatan TOWR berhasil mengalami pertumbuhan. Tetapi laba bersih Sarana Menara mengalami tekanan. "Laba bersih agak turun karena suku bunga di Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan posisi 2022," kata dia dalam diskusi virtual, Rabu (9/8). Memang kenaikan suku bunga menjadi momok bagi fundamental para emiten menara telekomunikasi. Pasalnya, TOWR masih membutuhkan modal besar untuk melakukan ekspansi.
Baca Juga: Kinerja Emiten Menara Lesu, Bagaimana Prospeknya di Semester Kedua? Jika dibandingkan 31 Desember 2022, total liabilitas TOWR terpantau naik 0,09% menjadi Rp 51,23 triliun. Dengan liabilitas jangka pendek sebesar Rp 17,01 triliun dan jangka panjang Rp 35,13 triliun. Adam menyampaikan pihaknya memiliki posisi yang baik di pasar obligasi hingga perbankan. Apalagi TOWR punya ruang yang longgar untuk melakukan negosiasi dan memiliki pilihan yang pendanaan yang beragam. Di perbankan, misalnya, ada beberapa skema yang bisa dilakukan oleh TOWR.
Pertama menggunakan utang rupiah.
Kedua, melakukan penarikan kredit dengan mata uang asing kemudian di
swap dengan
exposure rupiah. "Ditambah kami punya rekam jejak yang baru di obligasi. Itu membuat kami punya pilihan, ketika perbankan mahal, kami bisa masuk ke surat utang," ujar Adam.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Sarana Menara Nusantara (TOWR) yang Laba Tergerus Beban Bunga Pada kuartal II-2023 rasio leverage TOWR berada di level 4,3 kali
net debt to EBITDA. Adapun level tersebut masih akan dipertahankan, mengingat TOWR masih akan gencar melakukan ekspansi organik. Untuk semester kedua ini, Adam bilang TOWR telah mengantongi tawaran fasilitas kredit dari bank dengan bunga di bawah 6%. Namun pihaknya masih menimbang opsi. "Tinggal kami bisa dapatkan seberapa besar. Kami punya kontrak jangka panjang Rp 69,25 triliun dan efisien secara operasional sehingga membuat kreditur nyaman," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati