Jurus ROTI bertahan di tengah pelemahan rupiah



JAKARTA. Sejak akhir September hingga awal Oktober ini, rupiah kembali melemah. Berdasarkan data Bank Indonesia pada Senin (6/10), rupiah menyentuh level Rp 12.212 per dollar Amerika. Namun ternyata pelemahan rupiah ini tidak menggangu bisnis PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Sekretaris Perusahaan dengan kode emiten ROTI, Stephen Orlando membantah adanya dampak yang signifikan terhadap perseroaan akibat terjadinya pelemahan rupiah. Hal tersebut disebabkan karena perseroan telah mengantisipasi terjadinya pelemahan rupiah dengan melakukan strategi kontrak berjangka waktu dengan pemasok. Selain itu, seluruh transaksi pemilik brand Sari Roti juga menggunakan mata uang rupiah. 

"Sehingga untuk saat ini belum terlihat dampak yang signifikan. Seluruhnya biaya produksi dalam mata uang Rupiah, "kata Stephen.


Biarpun begitu, bila ke depannya jika rupiah terus menerus mengalami pelemahan maka tidak menutup kemungkinan harga produk Sari Roti akan mengalami kenaikan harga. Stephen bilang pelemahan rupiah tersebut akan membuat peningkatan biaya produksi yang tidak dapat dihindari sehingga perseroan pun akan menaikan harga jual produk. 

Sampai tutup tahun ini, Sari Roti menargetkan penjualan bisa naik antara 20%-25% dari tahun lalu yang mencapai Rp 1,50 triliun. Ini berarti target pendapatan tahun ini sekitar Rp 1,8 triliun-Rp 1,88 triliun.

Perseroaan juga berusaha untuk terus meningkatkan produksi dengan rencana menambah 5-10 lini produksi yang ditargetkan bisa meningkat produksi sebesar 7,65% atau sebanyak 4 juta potong per harinya. Hingga Oktober, perseroan telah mengoperasikan dua pabrik berkapasitas ganda di di Purwakarta dan Cikande. Dengan beroperasinya kedua pabrik tersebut, Stephen bilang secara tidak langsung rencana penambahan lini mesin produksi telah tercapai. 

Sebelumnya,  produsen roti ini telah memiliki 25 lini produksi dan delapan pabrik di enam lokasi yakni di Cikarang (Bekasi), Semarang (Jawa Tengah), dan Pasuruan (Jawa Timur). Lokasi lain ada di Medan (Sumatra Utara), Palembang (Sumatra Selatan), dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia