Jus buah bisa memicu masalah kesehatan anak, benarkah?



KONTAN.CO.ID -  Sebagian orang tua memilih untuk memberikan jus buah kepada anak-anaknya dengan pertimbangan lebih mudah dikonsumsi daripada buah potong. 

Namun, pedoman baru dari American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan orangtua untuk membatasi jumlah jus yang diminum anak-anak mereka, dan anak-anak yang berusia lebih kecil tidak dianjurkan minum jus sama sekali. 

Baca Juga: Ini buah dan sayur yang mengandung vitamin c tinggi


Berikut aturan mengonsumsi jus buah yang disarankan American Academy of Pediatrics: 

1. Untuk bayi di bawah 1 tahun, jangan beri mereka jus sama sekali. Kecuali dokter anak menyarankannya. 

2. Untuk balita usia 1-3 tahun, batasi asupan harian hingga maksimal 4 ons jus. 

3. Untuk anak usia 4-6 tahun, batasi asupan harian antara 4 hingga 6 ons jus. 

4. Untuk anak usia 7 tahun ke atas, batasi asupan harian tidak lebih dari 8 ons, dan jus sebaiknya tidak lebih dari 1 cangkir buah per hari. 

Tak sedikit orangtua yang berpikir, mengonsumsi jus sama sehatnya dengan mengonsumsi buah utuh. Padahal, tak selalu demikian. Apalagi, konsumsi jus yang berlebihan dapat menyebabkan sejumlah masalah. 

Berikut lima alasan mengapa konsumsi jus tak cukup baik untuk anak-anak: 

1. Serat kurang 

"Ketika minum jus, anak tidak akan mendapatkan serat yang ada dalam buah," kata dokter anak Karen Vargo, MD. “Serat membantu mengatur metabolisme glukosa darah. 

Ketika minum jus murni, glukosa darah justru bisa melonjak, karena tidak ada serat untuk melawan semua gula dalam jus. " Selain itu, Dr. Vargo menegaskan, serat juga penting untuk pergerakan usus yang teratur 

2. Bayi tidak membutuhkan gula tambahan 

"Jus tidak memiliki manfaat gizi untuk bayi di bawah satu tahun. Mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan dari ASI atau susu formula,” kata Dr.Vargo. 

Baca Juga: Telur rebus atau telur goreng yang baik untuk dikonsumsi?

Bayi di atas enam bulan mungkin bisa mengonsumsi jus, jika dalam kondisi sembelit. Itu pun sebaiknya segera dihentikan ketikan anak sudah tak lagi sembelit. 

Jus buah pear bisa menjadi pilihan untuk mengatasi sembelit. Kandungan sorbitolnya dapat emmbantu meningkatkan frekuensi buang air besar.

3. Kehilangan nutrisi

Untuk anak-anak yang berusia lebih besar, minum jus dapat menyebabkan kurang gizi, terutama jika ini menyebabkan anak merasa kenyang dan enggan minum susu atau mengonsumsi makanan lain.

“Ini akan menyebabkan anak-anak kehilangan nutrisi lain - vitamin dan mineral yang mereka butuhkan,” kata Dr. Vargo. 

4. Masalah berat badan 

Menurut Dr. Vargo, jus juga dapat menyebabkan kelebihan nutrisi. Karena padat kalori, kebiasaan konsumsi jus justru dapat menyebabkan anak-anak memiliki masalah dengan penambahan berat badan dan obesitas yang tidak diinginkan. 

5. Merusak gigi 

Terlalu banyak mengonsumsi jus juga dapat menyebabkan kerusakan gigi, bahkan jika setelah meminumnya anak membersihkan mulut dengan air putih. 

Hal ini terutama berlaku untuk anak-anak yang sangat sering mengonsumsi jus – sehingga aliran cairan bergula terus-menerus mengenai gigi Cara menyajikan jus untuk anak-anak “Jika balita ingin minum jus, mereka perlu mengkonsumsinya pada waktu camilan yang ditentukan. 

Mereka duduk, makan camilan, dan minum jus,” demikian rekomendasi Vargo. Sebaiknya anak-anak menghindari jus yang tidak dipasteurisasi - yang mungkin bisa ditemukan di pasar petani atau kios buah. 

Jenis jus ini dapat mengandung bakteri E. coli dan salmonella. “Membuat jus sendiri di rumah jauh lebih aman,” kata Dr. Vargo. "Orangtua dapat memasukkan jus sebagai bagian dari diet sehat, tetapi jangan pernah menjadikan jus untuk menggantikan konsumsi buah atau sayuran segar." Terakhir Dr. Vargo mengingatkan, untuk tidak memberikan jus apapun ketika anak-anak dalam kondisi diare.

Baca Juga: Lima makanan yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Alasan Jus Buah Justru Sebabkan Masalah Kesehatan pada Anak", 

Editor : Bestari Kumala Dewi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati