Jus kemasan tak lebih sehat dari soft drinks



JAKARTA. Minuman bersoda dinilai tak baik untuk kesehatan dan membuat tubuh gemuk. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa efek jus buah kemasan tak beda jauh dengan minuman bersoda.

Walau tak semua, kebanyakan jus kemasan tidak seperti yang kita pikirkan. Jangan biarkan kata "buah” dalam jus kemasan diartikan sebagai sesuatu yang alami dan benar-benar sehat.

Label seperti "100% murni" dan "bukan dari konsentrat" yang terpampang di kemasan jus buah, belum tentu benar-benar akurat. Pasalnya, proses untuk membuat jus buah kemasan memerlukan bahan seperti rasa, pewarna, bahkan pemanis buatan.


Lebih dari itu, jus buah kemasan umumnya mengandung banyak gula dan kalori ketimbang sekaleng soda. Beberapa dari Anda mungkin bertanya: tapi buah mengandung gula fruktosa, gula yang lebih alami, sehingga bukankah lebih sehat?

Jawabannya, ketika jus buah yang Anda minum minim serat, maka tubuh akan mengalami lonjakan fruktosa yang akhirnya berdampak buruk pada kesehatan. Fruktosa akan “membanjiri” hati, kemudian gula darah dan insulin meningkat.

Dr Mark Hydman, dokter sekaligus penulis buku kesehatan ternama di Amerika menjelaskan, fruktosa dari buah segarlah yang terbilang sehat, bukan jus kemasan, karena jumlah fruktosa dalam buah segar jauh lebih rendah daripada di minuman manis.

Selain itu, efek metabolik akibat fruktosa dapat berkurang karena adanya asupan serat, vitamin, mineral, fitonutrien, dan antioksidan membantu memperlambat penyerapan dan meningkatkan metabolisme. Manfaat itu tak akan didapatkan dalam jus buah kemasan. Juga, kandungan gula dalam jus buah kemasan tidak selalu dari fruktosa alami. Kebanyakan jus kemasan membutuhkan tambahan gula.

Jus buah yang penuh dengan gula, juga dapat menyebabkan penyakit yang mirip dengan soda jika dikonsumsi secara berlebihan, seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan kerusakan gigi. Dan karena minuman gula tidak membuat kenyang, maka tubuh akan meminta tambahan kalori dengan membuat kita makan lebih banyak. Alhasil, kalori yang masuk ke tubuh berlipat ganda.

(Ayunda Pininta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini