Jusuf Kalla minta Ahok-Djarot legawa



JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi jalannya Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang berlangsung lancar dan aman.

“Saya kira ini pilkada terlaksana dengan sangat aman. Tidak ada insiden apa-apa, semua TPS berjalan dengan lancar,” kata Wapres di Rumah Dinas, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/4).

Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno unggul dibandingkan pasangan Basuki Tjahja Purnama- Djarot Syaiful Hidayat.


Wapres mengakui, selisih hasil quick count atau hitung cepat itu cukup besar bahkan mencapai 15%.

“Terus terang hampir tidak ada orang yang mengira angka ini. Kalau semua survei katakan beda 1-2% kan, enggak ada yang beda banyak,” kata dia.

Meski masih merupakan hasil hitung cepat, ia memprediksi, hasil real count yang nantinya akan dirilis Komisi Pemilihan Umum pun tidak akan beda jauh.

Sekali pun ada margin of error dari hasil hitung cepat itu yang mencapai 5%.

“Jadi kalau pun dikatakan bahwa kemungkinan besar, saya tidak katakan pasti ya, bahwa ini Anies-Sandi dapat dikatakan memimpin Jakarta yang akan datang,” ujarnya.

Ahok- Djarot harus legawa

Mengacu pada hasil hitung cepat itu, Kalla juga meminta pasangan calon Basuki Tjahja Purnama- Djarot Syaiful Hidayat menerima hasil Pilkada DKI Jakarta putaran kedua dengan lapang dada.

“Kalau pun nanti hasilnya seperti ini setelah KPU tentu kita mengharapkan Pak Basuki dan Djarot itu legawa menerima,” kata Kalla di Rumah Dinas di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/4).

Wapres mengatakan, Ahok dan Djarot masih memiliki waktu yang cukup untuk membereskan sejumlah pekerjaan rumah yang tersisa di era kepemimpinan mereka hingga September 2017.

“Karena ini kan masih lima bulan lagi kan, ini baru pergantian kepemimpinan Jakarta ini,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Kalla juga berharap, agar gubernur dan wakil gubernur yang baru dapat menjaga persatuan dan kesatuan seluruh warga DKI Jakarta.

Ia mengakui, proses pilkada yang telah berjalan selama beberapa waktu terakhir membuat polarisasi antarwarga.

“Pemimpin jangan terlalu (terlarut) euphoria, hargai yang kebetulan angkanya di bawah. Dan yang angkanya di bawah juga hormati,” ujarnya.

“Sekarang itu damai, selesai sudah persoalan itu tidak ada masalah agama, ideologi. Mulai kembali kita smeua bangun bangsa ini,” lanjut dia. (Dani Prabowo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie