Jusuf Kalla tekankan pentingnya penguasaan ekonomi



JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya penguasaan ekonomi bagi umat Islam. Hal ini disampaikan Kalla dalam sambutannya ketika mengikuti buka puasa bersama dengan pengurus Himpunan Mahasiswa Indonesia dan Korps Alumni HMI di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (8/7).

"Yang penting itu penguasaan ekonomi. Secara mudah saya gambarkan kalau ada 100 orang miskin, 90 itu umat. Kalau ada 100 orang kaya, tak lebih dari 10 orang itu umat Islam," kata Kalla.

Menurut Kalla, penguasaan ekonomi perlu dicapai selain penguasaan politik dan birokrasi. Kalla bersyukur anggota HMI dan KAHMI banyak yang menguasai lini pemerintahan, mulai dari pejabat di bidang eksekutif, legislatif, hingga yudikatif.


"Semua menjadi pemimpin bangsa dengan pengaruh besar di dalam negeri ini. Semuanya komplit, di DPR, di eksekutif, di KPU, yang mengawasi, dewan kehormatan juga. Kalau pemilu gagal, artinya KAHMI gagal, makanya harus kita dukung," kata Kalla.

Terkait penguasaan ekonomi, Wapres mengingatkan KAHMI dan HMI untuk menanamkan pendidikan kepada kader-kader muda. Bukan hanya mengajarkan debat dan berdemonstrasi, HMI diminta memikirkan cara memajukan perekonomian nasional. Umat Islam diharapkan tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga menjadi pengusaha.

"Kita ahli berdebat, ahlii demo, tetapi ahli dagangnya kurang. Kalau bulan puasa ada yang bagi-bagi zakat, itu berdesak-desakan. Saya juga mengalaminya di Makassar, meninggal satu karena muzakinya (pemberi zakatnya) kurang, mustahiknya (penerima zakatnya) banyak. Nah, itu kita tidak lagi hanya menjadi konsumen, tetapi menjadi pengusaha," ujar Kalla.

Wapres juga berpesan agar HMI dan KAHMI turut berperan menjaga keseimbangan kehidupan bangsa. Menurut Kalla, ketidakseimbangan hidup bisa memunculkan pemberontakan yang menghancurkan negara. Wapres mencontohkan konflik yang terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah.

"Kalau tidak (menjaga keseimbangan), bisa seperti di Tunisia itu, kembali seperti di Siria itu, ketidakseimbangan hidup yang akhirnya orang berontak. Kita harus menjaga agar bangsa tetap baik. Sekarang kita harus melaksanakan, bukan lagi sebagai kader tetapi sebagai pelaksana bangsa," ujar Kalla.

Ia mengatakan, Islam di Timur Tengah cenderung disebarkan melalui jalur kekerasan. Sementara di Indonesia, Islam dibawa masuk melalui jalur yang damai seperti perdagangan. Oleh karena itu, ia mengingatkan umat Islam agar bersyukur karena masih bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan damai di Indonesia. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan