Kabar dari China picu harga nikel tergerus



JAKARTA. Akhir pekan, harga nikel jatuh ke level terendah dua pekan. Koreksi terjadi setelah produsen stainless-steel China menyatakan akan memangkas produksi.  Pemangkasan produksi stainless-steel berpotensi membatasi permintaan komoditas nikel.

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/10), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 1,2% ke level US$ 10.005 per metrik ton dan berada di US$ 10.040 pada pukul 10.12 waktu London. Nikel tergerus 4,2% dalam sepekan terakhir.

Tsingshan Holding Group Co. menyatakan, pihaknya berencana mengurangi produksi pada November sebesar 200.000 metrik ton setelah harga bahan baku melonjak. Pemangkasan ini setara dengan 11% dari total produksi bulanan China pada tahun lalu. Sekitar dua per tiga permintaan nikel masih untuk memenuhi kebutuhan produksi stainless-steel yang digunakan mulai dari konstruksi hingga peralatan dapur.


"Ini merupakan berita yang sangat buruk bagi nikel tentunya," kata Wang Rong, Analis Guotai Junan Futures Ltd. di Shanghai, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (21/10).

"Di saat kami melihat produksi nikel dalam negeri meningkat seusai pemeriksaan lingkungan, permintaan saat ini justru berpotensi menyusut," imbuhnya.

Harga nikel telah naik 14% sepanjang tahun ini. Kekhawatiran gangguan pasokan karena audit tambang Filipina sebagai pemasok utama bijih nikel telah mendukung kenaikan harga. China juga telah melakukan pemeriksaan lingkungan pada produsen dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini