KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar duka bagi sektor industri manufaktur nasional, dengan wafatnya Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Periode 2021-2026, Liana Bratasida. Sosok yang lahir pada tahun 1951 ini dikenang sebagai tokoh yang memperjuangkan industri pulp dan kertas lewat sikap tegas dan diplomasi yang ulung.

Ketua Dewan Pengawas APKI, Ngakan Timur Antara mengatakan, di bawah kepemimpinan Liana, APKI bertransformasi menjadi organisasi yang tidak hanya reaktif terhadap tantangan, tetapi proaktif membangun masa depan. Ia dikenal sebagai pemimpin yang berani mengambil sikap serta tajam dalam membaca dinamika kebijakan.

“Beliau adalah pemimpin yang lugas dan berintegritas. Ketegasan beliau selalu disertai kejelasan arah dan keberpihakan pada kemajuan industri nasional. Jejak kepemimpinannya meninggalkan standar tinggi bagi kami semua di APKI,” ujar Ngakan dalam keterangan tertulis, Rabu (24/12).

BNI Hadirkan Fitur Simponi di wondr by BNI Permudah Pengelolaan Dana Pensiun

Standar tinggi tersebut tidak hanya diterapkan di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional. Liana aktif berdiri di garis depan menghadapi berbagai hambatan dagang dan isu lingkungan global.

Baca Juga: KADIN Proyeksikan Manufaktur Mesin Utama Ekonomi 2026

Sementara itu, Wakil Ketua Umum APKI, Suhendra Wiriadinata menyoroti peran vital Liana dalam membuka jalan komunikasi yang sebelumnya sulit ditembus. “Beliau memiliki kemampuan networking internasional yang sangat kuat. Diplomasi industri dijalankan dengan konsisten, sehingga suara industri pulp dan kertas Indonesia didengar dan dihormati di tingkat global,” ungkap Suhendra.

Di balik upaya diplomasinya, terdapat dedikasi nyata untuk menjaga performa industri. Industri pulp dan kertas nasional mencatatkan fundamental yang solid sebagai salah satu pilar ekonomi bangsa. Pada tahun 2025, sektor ini mampu memberikan kontribusi sebesar 3,68% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.

Kepemimpinan Liana turut menjaga keberlangsungan hidup lebih dari 288.000 tenaga kerja langsung dan menopang lebih dari 1,2 juta tenaga kerja tidak langsung di industri pulp dan kertas. Hingga pertengahan tahun ini, Indonesia pun kian memantapkan posisinya sebagai salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia dengan kapasitas yang terus bertumbuh.

Semangat beliau untuk memajukan industri tidak pernah surut hingga akhir hayat. Hanya sepekan sebelum berpulang, tepatnya pada 16 Desember 2025 dalam Rapat Kerja APKI, Liana masih memberikan arahan strategis. Dalam momen yang kini menjadi pesan terakhirnya, beliau menekankan bahwa transformasi hijau bukan lagi sebuah pilihan.

Baca Juga: Perusahaan Prancis Robertet Bangun Pabrik Flavor & Fragrance di Indonesia

Di balik ketegasannya di podium, Liana dikenal sebagai sosok pembina yang hangat namun teliti di mata rekan-rekan pengurus. Wakil Ketua Umum APKI, Rita Alim, mengenang bagaimana Liana selalu menuntut profesionalisme berbasis data.

“Beliau selalu menekankan pentingnya data dan fakta dalam setiap langkah advokasi yang kami lakukan. Kegigihan beliau dalam memperjuangkan kepentingan industri tanpa melupakan aspek lingkungan adalah teladan yang akan terus kami pegang,” ujar Rita.

Selanjutnya: Medco Energi Internasional (MEDC) Konversi Pinjaman Anak Usaha Menjadi US$ 41,68 Juta

Menarik Dibaca: Pasar Kian Ambles, PIPPIN Justru Melejit ke Puncak Kripto Top Gainers

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News