KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan digital yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi tren karena mendapat perhatian besar dari investor kini sedang meredup Salah satunya adalah perusahaan digital yang beroperasi di Indonesia dan beberapa negara asean, yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau
GOTO tak luput dari kabar pemutusan hubungan kerja atau PHK massal. Isu pemutusan hubungan kerja alias PHK massal tidak hanya menyerang perusahaan internet global seperti Twitter, maupun Facebook alias Meta.
Kantor berita
Bloomberg Jumat (11/11) melaporkan, perusahaan internet terbesar di Indonesia,
GOTO Group, berencana melakukan PHK lebih dari 1.000 karyawan. Mengutip sumber
Bloomberg yang mengetahui masalah tersebut, menyebut perusahaan ini tengah berupaya memangkas biaya dan menopang keuangannya.
Baca Juga: Beda Arah, Ini Harga Saham BUMI & GOTO di Perdagangan Bursa Jumat (11/10) PHK karyawan tersebut setara dengan lebih dari 10% tenaga kerja sehingga akan berdampak pada semua divisi. Sampai akhir Juni 2022 lalu,
GOTO tercatat memiliki sekitar 9.630 karyawan tetap. Berdasarkan laporan keuangan triwulanan perusahaan ini juga mempekerjakan sekitar 455 karyawan tidak tetap pada akhir 2021. Menanggapi isu PHK massal ini, Nila Marita,
Chief Corporate Affairs GOTO melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN menyatakan dirinya tidak bisa mengomentari rumor dan spekulasi yang beredar. "Fokus
GOTO adalah membangun bisnis yang berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi Indonesia," katanya.
Baca Juga: Memerah, Harga Saham BBCA & GOTO Kompak Anjlok di Penutupan Bursa Kamis (10/11) Nila mengklaim performa bisnis
GOTO saat ini terus berkembang. Selain itu untuk tumbuh secara berkelanjutan, manajemen
GOTO terus berupaya mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat. Sementara pada saat yang sama
GOTO melakukan kegiatan operasional secara efisien agar dapat terus memberikan solusi terbaik bagi para masyarakat di seluruh tempat kami beroperasi. Berdasarkan catatan KONTAN pada hari Jumat (11/11) saham
GOTO ditutup menghijau pada level Rp 210 per saham.
Jika dibandingkan dengan harga
GOTO pada penutupan perdagangan di hari sebelumnya yakni Rp 188, berarti harga saham goto naik 11,70%. Pada awal pembukaan perdagangan, saham
GOTO dibuka di atas harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 198 per saham. Saham
GOTO sempat menyentuh harga tertinggi Rp 214 dan harga terendah Rp 192, dan saham
GOTO ditutup naik Rp 22 dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga permintaan (bid) saham
GOTO tertinggi Rp 208 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (offer) terendah di Rp 210 per saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham
GOTO mencapai Rp 419,10 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 20.481.845 lot. Investasi Telkom Salah satu investor
GOTO adalah perusahaan pelat merah di bisnis telekomunikasi yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM). Manajemen PT Telkom sebelumnya menegaskan investasinya di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO ) untuk jangka panjang. Direktur Digital Bisnis Telkom Muhamad Fajrin Rasyid menyebut investasi
TLKM di
GOTO tidak hanya sekedar dari nilai investasinya, tetapi dari sinergi antara Grup Telkom dan
GOTO . "Yang pasti kami melihat investasi di
GOTO investasi jangka panjang dan kami melihat juga nilai sinergi yang ada Telkom Group dan
GOTO ," kata Fajrin dia usai acara Ngopi BUMN, Selasa (8/11).
Baca Juga: TLKM: GOTO untuk Investasi Jangka Panjang Seperti yang diketahui,
TLKM harus rela laba bersihnya tergerus akibat nilai kerugian yang belum terealisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo sebesar Rp 3,06 triliun per 30 September 2022. Sekadar mengingatkan, pada 16 November 2020, Telkomsel berinvestasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga sebesar US$ 150 juta yang setara dengan Rp 2,22 triliun.
Pada 17 Mei 2021, Gojek dan PT Tokopedia merger menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia. Aksi korporasi ini membuat Telkomsel harus mengeksekusi obligasi konvergensi
GOTO. Pada 18 Mei 2021, Telkomsel meneken Perjanjian Pembelian Saham untuk memesan 29.708 saham konversi senilai US$ 150 juta. Lalu, TLKM membeli 59.417 saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai US$ 300 juta. Pada 19 Oktober 2021,
GOTO melakukan stock split dan mengubah kepemilikan Telkomsel dari semula 89.125 saham menjadi 23,72 miliar. Ini setara dengan 2% modal ditempatkan dan disetor penuh
GOTO per 30 September 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar