Kabar inflasi AS menggerus harga perak



JAKARTA. Masih menunggu kabar dari Amerika Serikat (AS), harga perak kembali turun setelah sempat menguat pada awal pekan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (17/11) pukul 15.20 WIB harga perak kontrak pengiriman Desember 2015 di Commodity Exchange menukik 0,28% ke US$ 14,16 per ons troi dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara sepekan terakhir harga perak terkikis 1,18%. Ini penurunan dalam empat pekan berturut-turut. Ibrahim, Pengamat Komoditas PT SoeGee Futures, menjelaskan, penurunan terjadi, karena potensi kenaikan suku bunga The Fed. AS merilis data inflasi Oktober Selasa (17/11) malam.


"Seperti yang diketahui, inflasi itu komponen penting kenaikan suku bunga," jelas Ibrahim.

Diduga, inflasi AS Oktober 2015 membaik, dari minus 0,2% di bulan sebelumnya menjadi 0,2%. Sedangkan inflasi inti AS diprediksi bertahan di level 0,2%. Untuk menaikkan suku bunga, The Fed mengejar inflasi di level 2%.

Dengan fokus perhatian pelaku pasar ke USD, capital outflow yang terjadi di Exchange Traded Fund (ETF) pun kian membengkak. Laporan ETF mencatat, hingga Selasa (17/11) aset perak yang sudah ditarik secara global mencapai 1,42 juta ton atau turun 0,2% dibanding periode yang sama di bulan lalu.

Sementara indeks dollar AS melesat kian tinggi, naik 0,14% ke level 99,58. Jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, aset yang ditarik sudah mencapai 33,22 juta ton atau turun sekitar 5,2%.

"Karena secara fundamental, tekanan keunggulan USD jelas merontokkan harga komoditas seperti perak," ujar Ibrahim.

Rentannya posisi harga perak ini tidak hanya terlihat dari sisi fundamental, juga teknikal. Indikator bollinger band dan moving average (MA) bergerak 40% di atas bollinger bawah menunjukkan potensi turun.

Garis moving average convergence divergence (MACD) level 70% negatif juga menunjukkan tren penurunan. Hanya saja memang stochastic dan indikator relative strength index (RSI) masih wait and see menanti arah inflasi.

Ibrahim menduga, penurunan harga komoditas logam ini masih berpotensi terjadi. Beban utama jelas datang dari laporan inflasi bulanan AS. Jika data inflasi positif sesuai prediksi, maka harga perak akan kembali tersungkur.

"Harapan naiknya harga perak baru akan datang setelah China dan Eropa di awal Desember 2015 nanti benar menggelontorkan stimulus," papar Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan, harga perak akan terkoreksi dan bergerak di kisaran US$ 13,94-US$ 14,40 per ons troi. Sepekan mendatang, penurunan harga perak diprediksi berlanjut dengan rentang pergerakan pada US$ 13,70- US$ 14,88 per ons troi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie