Kabar Market Forex dan Kripto: Euro Naik, Bitcoin Loncat, Dollar Turun (5/12)



KONTAN.CO.ID - NEW YORK, 6 Desember 2023 (Reuters) - Euro menguat pada hari Kamis (5 Desember) setelah obligasi pemerintah Prancis stabil, meskipun masih berada di jalur untuk kerugian minggu ini.

Euro bergerak menjauh dari level terendah dua tahun yang dicapai pada akhir November, sementara Bitcoin melonjak melampaui rekor Rp15 miliar.

Pergerakan euro didorong oleh penyempitan selisih imbal hasil antara obligasi Prancis dan Jerman yang menunjukkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi Prancis.


Meskipun demikian, euro masih diproyeksikan mengalami kerugian minggu ini untuk keempat kalinya dalam lima minggu terakhir.

Baca Juga: Trader Forex Waspada, Hari Ini Rilis Data NFP Amerika Serikat (AS)

Investor mencermati situasi politik Prancis setelah pemerintahan Presiden Emmanuel Macron runtuh.

Macron tengah berupaya untuk menunjuk perdana menteri baru dengan cepat.

"Pasar sedang menilai implikasi finansial runtuhnya pemerintahan Prancis. Kesimpulannya, dampaknya terhadap rencana pengeluaran tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya, dan hal itu mendukung euro," ujar Amo Sahota, direktur eksekutif FX consulting firm Klarity FX.

Baca Juga: Menantang OpenAI, Elon Musk Sukses Menghimpun Dana Segar Rp 95 Triliun

Sementara itu, Bitcoin mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran Rp 16,44 miliar pada jam Asia.

Loncatan BTC ini didorong oleh nominasi Paul Atkins, seorang pro-cryptocurrency, untuk memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat oleh Presiden terpilih Donald Trump.

"Dengan lingkungan peraturan AS yang lebih baik dan stablecoin generasi berikutnya yang mendorong adopsi di Eropa, kami percaya bitcoin dan pasar kriptosecara keseluruhan bisa terus berkembang pesat," tulis Arnoud Star Busmann, CEO Quantoz Payments, perusahaan teknologi pembayaran berbasis di Belanda.

Baca Juga: ADRO Umumkan Harga Penawaran Final PUPS AADI Rp 5.960 per Saham

Di pasar Asia, yen Jepang menguat, mencapai level tertinggi 149,66 per dolar AS. Pergerakan ini didorong oleh spekulasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga di bulan Desember.

Di sisi lain, won Korea Selatan melemah sedikit setelah Kementerian Keuangan Korea Selatan mengumumkan akan mengaktifkan dana stabilisasi pasar senilai Rp626 triliun setelah kekacauan yang terjadi menyusul deklarasi hukum militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol.

Dollar AS melemah setelah data menunjukkan klaim pengangguran awal meningkat 9.000 menjadi 224.000 untuk minggu berakhir 30 November. Para analis memperkirakan klaim pengangguran akan mencapai 215.000.

Baca Juga: Lebih Untung Mana Dividen atau Capital Gain? Cek Saran Analis

Perhatian pasar kini tertuju pada laporan lapangan kerja non-farm AS (NFP) untuk bulan November yang diperkirakan akan menunjukkan penambahan 200.000 pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana