JAKARTA. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman meminta kepada semua pihak agar membaca pesan tersirat dalam pidato SBY, Rabu (13/6) malam lalu. Menurut Hayono, pidato SBY itu meminta agar kader-kader Partai Demokrat yang bermasalah dengan hukum sebaiknya mengundurkan diri. SBY dalam pidatonya membeberkan data urutan partai terkorup mulai dari tingkat DPRD hingga kementerian. Untuk korupsi di tingkat DPRD Kabupaten/Kota pada periode 2004 -2012, kader PD yang melakukan tindak pidana korupsi menempati peringkat tiga dengan 11,5 persen. Sedangkan untuk korupsi di DPR, Kementerian, Gubernur, dan Wali Kota/Bupati, oknum PD juga menempati posisi tiga. Di bawah dua parpol lain yang tidak disebutkan namanya oleh SBY. "Silakan dibaca apa yang tersirat dari sambutan dewan pembina. Jangan yang tersurat saja. Pesan itu ditujukan kepada siapapun, tidak hanya kepada seseorang, tapi kepada semua kader Demokrat. Bahkan yang kemungkinan akan terkena sebaiknya mengambil langkah non-aktif," tutur Hayono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (14/6). Karena itu Hayono meminta ada langkah nyata atau konkret dari Dewan Pimpinan Pusat untuk mengatasi masalah ini. Pasalnya, berdasarkan data survei dari lembaga kredibel, elektabilitas partai berlambang bintang mercy ini kian mengkhawatirkan. Dalam waktu enam bulan, peringkat partai ini turun jadi tinggal 10%. "Kalau sudah menyentuh 10%, menurut saya tidak lagi cukup hanya dengan langkah hukum. Tapi juga harus sudah ditempuh langkah politik," tandasnya. Partai Demokrat saat ini dirundung masalah korupsi. Ada dua anggota kadernya yang tersangkut korupsi Wisma Atlet SEA Games 2011 yaitu mantan Bendahara PD Muhammad Nazarudin dan mantan Wakil Sekjen PD Angelina Sondakh. Nazaruddin pun menyeret para kolega di partai bintang mersi itu seperti Ketua Umum PD Anas Urbaningrum dan Sekretaris Dewan Pembina PD Andi Mallarangeng dalam proyek pusat pendidikan dan sarana olahraga di Bukit Hambalang, Bogor Jawa Barat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kader Demokrat bermasalah harap mundur
JAKARTA. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman meminta kepada semua pihak agar membaca pesan tersirat dalam pidato SBY, Rabu (13/6) malam lalu. Menurut Hayono, pidato SBY itu meminta agar kader-kader Partai Demokrat yang bermasalah dengan hukum sebaiknya mengundurkan diri. SBY dalam pidatonya membeberkan data urutan partai terkorup mulai dari tingkat DPRD hingga kementerian. Untuk korupsi di tingkat DPRD Kabupaten/Kota pada periode 2004 -2012, kader PD yang melakukan tindak pidana korupsi menempati peringkat tiga dengan 11,5 persen. Sedangkan untuk korupsi di DPR, Kementerian, Gubernur, dan Wali Kota/Bupati, oknum PD juga menempati posisi tiga. Di bawah dua parpol lain yang tidak disebutkan namanya oleh SBY. "Silakan dibaca apa yang tersirat dari sambutan dewan pembina. Jangan yang tersurat saja. Pesan itu ditujukan kepada siapapun, tidak hanya kepada seseorang, tapi kepada semua kader Demokrat. Bahkan yang kemungkinan akan terkena sebaiknya mengambil langkah non-aktif," tutur Hayono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (14/6). Karena itu Hayono meminta ada langkah nyata atau konkret dari Dewan Pimpinan Pusat untuk mengatasi masalah ini. Pasalnya, berdasarkan data survei dari lembaga kredibel, elektabilitas partai berlambang bintang mercy ini kian mengkhawatirkan. Dalam waktu enam bulan, peringkat partai ini turun jadi tinggal 10%. "Kalau sudah menyentuh 10%, menurut saya tidak lagi cukup hanya dengan langkah hukum. Tapi juga harus sudah ditempuh langkah politik," tandasnya. Partai Demokrat saat ini dirundung masalah korupsi. Ada dua anggota kadernya yang tersangkut korupsi Wisma Atlet SEA Games 2011 yaitu mantan Bendahara PD Muhammad Nazarudin dan mantan Wakil Sekjen PD Angelina Sondakh. Nazaruddin pun menyeret para kolega di partai bintang mersi itu seperti Ketua Umum PD Anas Urbaningrum dan Sekretaris Dewan Pembina PD Andi Mallarangeng dalam proyek pusat pendidikan dan sarana olahraga di Bukit Hambalang, Bogor Jawa Barat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News