Kadin Buka Suara Soal Pencatutan Logo di Pameran Produk China



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia buka suara terkait pencatutan logo dalam pameran produk China yang diselenggarakan oleh PT Meorient Exhibition International pada 4-7 Juni 2024.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah meneken kerja sama untuk pameran produk China tersebut.

“Kadin Indonesia memang sempat berdiskusi dengan PT Meorient Exhibition International, namun tidak ada kesepakatan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).


Baca Juga: Banjir Produk China Bermula dari Pameran

Yukki mengungkapkan, pihaknya menemukan sejumlah disinformasi yang beredar di media massa terkait hal ini, di antaranya, pertama penggunaan logo Kadin tanpa izin dalam materi promosi pameran produk China di akun media sosial PT Meorient Exhibition International.

Kedua, disinformasi terkait pernyataan Managing Director PT Meorient Exhibition International, Larissa Zhou yang menyebut Kadin sebagai salah satu pendukung penyelenggaraan pameran.

Yukki menuturkan, Kadin Indonesia telah melakukan verifikasi dengan unit-unit terkait dan berkomunikasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengklarifikasi situasi ini.

Baca Juga: Pameran di JiExpo Kemayoran Menampilkan Produk dari Zhejiang China Berskala Global

“Langkah ini menunjukkan komitmen kami untuk menjaga nama baik organisasi dan memastikan semua tindakan yang melibatkan nama Kadin Indonesia dilakukan secara sah dan sesuai prosedur,” tutur dia.

Lebih lanjut, Yukki menambahkan, pihaknya selalu memprioritaskan perlindungan dan pengembangan UMKM lokal Indonesia. Lewat program Wiki Wirausaha, 600 UMKM telah dilatih untuk bersaing di pasar global.

“Program WikiExport Jepang berhasil menghubungkan 200 UMKM dengan bisnis Jepang, serta akan diperluas juga dengan beberapa lain yang menjadi tujuan ekspor,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pameran bertajuk China Homelife Indonesia tersebut dinilai menggerus produk UMKM lokal, sebab ini mendatangkan langsung produk dari China berupa elektronik, kelistrikan hingga bahan bangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto