Kadin: Imbas Covid-19, dunia usaha terkendala modal kerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia usaha saat ini terkendala modal kerja karena adanya pandemi corona (Covid-19). Ketua Umum Kamar dagang dan industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani mengatakan, modal kerja sangat diperlukan untuk memulai kembali perekonomian yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

Hitungan Rosan, sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) membutuhkan modal kerja senilai Rp 141,5 triliun untuk enam bulan, sektor makanan dan minuman membutuhkan Rp 100 triliun untuk enam bulan, sektor alas kaki membutuhkan Rp 40,5 triliun untuk enam bulan. Lalu sektor hotel dan restoran membutuhkan modal kerja Rp 21,3 triliun untuk enam bulan, sektor elektronik dan alat-alat listrik rumah tangga membutuhkan Rp 407 miliar untuk enam bulan. Serta sektor UMKM yang membutuhkan modal kerja Rp 125 triliun.

“Kalau mereka hanya direstrukturisasi tapi tidak mendapatkan modal kerja ini tidak akan jadi optimal. Mereka tidak punya daya untuk melangkah walaupun secara perlahan, apabila modal kerjanya ini mempunyai kendala,” kata Rosan dalam live streaming yang ditayangkan Youtube, Kamis (11/6).


Baca Juga: Sebut 6,4 juta pekerja terdampak Covid-19, ini penjelasan Kadin

Rosan mengaku kaget karena sektor farmasi yang diperkirakan tetap eksis saat pandemi Covid-19 ternyata juga ikut terdampak. Ia menyebutkan terdapat 200.000 pekerja sektor farmasi yang dirumahkan dan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Farmasi tadinya kita pikir mereka akan baik di tengah Covid-19 ini. Ternyata mereka menyampaikan ke saya dari asosiasinya bahan bakunya ternyata naik karena mereka harus berebut bahan baku. Industri farmasi Indonesia 90% bahan bakunya masih impor. Sedangkan mereka tidak bisa menaikkan harga- farmasinya,” jelas dia.

Berdasarkan laporan asosiasi, Rosan menyebutkan, sektor manufaktur secara umum produksinya turun sekitar 50%. Misal, sebelum pandemi corona, Gaikindo memperkirakan dapat menjual 1,1 jta unit kendaraan. Namun, setelah adanya pandemi Covid-19, Gaikindo menyebutkan penjualan 400.000 unit kendaraan tahun ini sudah terbilang bagus.

Kemudian, industri elektronik melaporkan adanya penurunan hingga 50% sampai 60%, industri makanan dan minuman turun 40% sampai 50%. UMKM dan sektor informal yang pada krisis 1998 lalu dapat bertahan justru saat ini menjadi sektor yang paling terdampak. Padahal, UMKM menyerap sebagian besar tenaga kerja di Indonesia.

“Ini nafasnya sampai Juli sangat-sangat berat apabila stimulus masih belum terlaksana implementasinya, ini saja masih terkendala,” ucap Rosan.

Kadin mencatat, sebanyak 6,4 juta telah pekerja dirumahkan dan terkena PHK akibat pandemi Covid-19. Jumlah itu diantaranya berasal dari 2,1 juta orang di sektor tekstil, 1,4 juta orang di sektor transportasi darat, 1 juta orang di sektor restoran, 500.000 orang di sektor sepatu/alas kaki, 430.000 orang di sektor perhotelan, 400.000 orang di sektor retail, dan 200.000 orang di sektor farmasi.

Baca Juga: Meski mulai masuki new normal, tapi serapan tenaga kerja masih belum akan normal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat