Kadin: Indonesia Bisa Optimalkan Ekspor Kopi dan Cokelat ke Korea Selatan



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hubungan perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan semakin diperkuat pasca ditandatanganinya Indonesia-Korea Selatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK CEPA) pada Desember tahun 2020.

Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Chandra Wahjudi menyampaikan, dengan adanya kesepakatan tersebut Indonesia perlu mengoptimalkan dengan menjual produk-produk unggulan ke Korea Selatan.

“Potensi produk unggulan Indonesia yang bisa dioptimalkan di pasar Korea antara lain komoditas seperti kopi dan cokelat,” tutur Chandra kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).


Baca Juga: Mendag Zulkifli: DPR RI Sepakat Pengesahan IC-CEPA Perdagangan Jasa melalui Perpres

Alasan kopi dan coklat adalah, karena dua komoditas tersebut sangat erat kaitannya dengan gaya hidup masyarakat Korea Selatan.

Selain itu Chandra menambahkan, komoditas lain yang berpotensi untuk diekspor ke negara tersebut adalah adalah Crude Palm Oil (CPO) untuk bahan baku kosmetik, makanan dan energi alternatif untuk biodisel.

Begitu juga produk turunan nikel seperti baterai kendaraan listrik juga dinilai besar potensinya untuk di ekspor, mengingat Korea Selatan saat ini juga sebagai salah satu produsen mobil listrik yang sangat diperhitungkan di pasar global.

“Pengembangan research & development (R&D) untuk pertanian dan industri manufaktur juga bisa dikembangkan sehingga ada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat,” ungkapnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Lihat Potensi Pembangunan Jaringan Konektivitas Listrik ke Filipina

Untuk diketahui, Indonesia dengan Korea Selatan sudah melakukan kerja sama atau hubungan Bilateral selama 50 tahun. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bahkan mencatat total perdagangan kedua negara hingga September 2023 tercatat mencapai US$ 15,7 miliar.

Korea Selatan juga merupakan negara asal investasi terbesar ke-7 di tahun 2022 dengan nilai investasi total sebesar US$ 2,2 miliar yang terdiri dari 2.907 proyek dan untuk tahun 2023 hingga bulan September telah mencapai US$1,9 miliar serta mencakup 5.215 proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli