Kadin menyebut impor daging kerbau akan geser pasar penjualan daging sapi segar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Komite Tetap Industri Peternakan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Yudi Guntara Noor mengatakan adanya daging kerbau impor dari India telah menggeser pangsa penjualan daging segar.

"Kalau kita lihat, di 2015 itu sebelum daging kerbau itu masuk, kalau di 2019 daging kerbau sudah masuk. Itu market impor kita mengambil alih dari pangsa yang ada, yang terdesak adalah daging sapi yang berasal dari sapi lokal atau yang berasal dari pemotongan sapi dalam negeri," ujar Yudi dalam diskusi “Kerjasama Indonesia – Australia dalam Industri Sapi dan Daging Sapi di 2021” , Senin (22/3).

Dia menerangkan, pada 2015 sekitar 60%  penjualan daging masih dikuasai oleh daging  segar lokal. Namun, pada 2019, hampir 70% penjualan dikuasai oleh daging impor, dimana ini terbagi atas daging beku dan daging kerbau impor. Daging kerbau impor pun menguasai pangsa pasar hampir sepertiga dari penjualan.


Dia juga menerangkan bahwa daging kerbau impor ini menciptakan segmentasi pasar baru di kalangan pedagang. Dia menerangkan, meski memperdagangkan daging kerbau impor, tetapi pedagang tetap menjual sapi segar.

Baca Juga: Pengusaha optimistis tak ada gejolak harga jelang Ramadan

Dia juga menyebutkan bahwa daging kerbau kerbau ini tidak diperdagangkan sebagai daging beku, tetapi dijual sebagai daging segar. "Tidak ada daging beku ini dijual, kecuali di institusional market. Kalau di pasar becek, mereka dijual sebagai daging segar, mereka di-thawing, dicampurkan sebagai daging kerbau dengan daging sapi dan dijual sebagai daging lokal," ujarnya.

Karenanya, Yudi pun meminta agar pemerintah mengkaji kembali kebijakan impor daging kerbau ini karena keinginan untuk menstabilkan harga di tingkat konsumen tidak tercapai. Namun, harga sapi pun masih tetap tinggi dan margin di tingkat pedagang meningkat karena pencampuran yang dilakukan.

Menurutnya, ini juga akan menyebut tingginya impor daging ini akan mengambil alih pangsa pemotongan sapi lokal di Indonesia. Ini akan berdampak pada penurunan pemotongan di rumah potong hewan, peternak akan sulit menjual sapi, dan feedlot akan menurunkan pasokan karena tersaingi daging impor.

Lebih lanjut, Yudi mengatakan berdasarkan hasil survei di pedagang sapi di DKI Jakarta yang dilakukan APDI, 20% pedagang yang menjual sapi lokal, 38% alasan pedagang menjual daging sapi lokal dikarenakan  faktor permintaan pasar sementara 55% alasan pedagang menjual daging kerbau impor karena faktor keuntungan.

Selanjutnya: Kemendag proyeksikan harga daging sapi akan naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .