Kadin minta proyek energi terbarukan ikut dalam program PEN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta agar proyek energi terbarukan (ET) ikut masuk ke dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin bidang Energi Terbarukan dan Lingkungan Hidup Halim Kalla dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi VII DPR RI.

Halim membeberkan, sektor swasta sangat terpukul dengan adanya pandemi covid-19. Seiring dengan adanya pembatasan aktivitas, perjalanan dan juga perkantoran, kondisi ini juga memukul pelaku usaha yang bergerak di sektor energi terbarukan.

"Kami dari Kadin berharap agar sektor ekonomi segera dipulihkan, supaya masyarakat bisa mendapat dampaknya. Karena usaha yang besar, dapat menghidupi usaha kecil, ada sub kontraktor, supplier, para pekerja," kata Halim Kalla dalam RDPU yang digelar Senin (21/9).


Baca Juga: Minta insentif dan ada badan khusus, ini usulan Kadin untuk RUU Energi Terbarukan

Menurutnya, sektor energi terbarukan harus masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kata dia, proyek-proyek ET masih bisa dijalankan dengan protokol kesehatan dengan bermacam skala hingga pembangunan listrik di desa dari energi surya atau air. Pembiayaannya pun tidak terlalu besar, dengan skala US$ 1 juta sampai US$ 10 juta.

"Pemerintah sudah mengalokasikan dana besar di PEN. Maka diharapkan bahwa ET dapat bagian untuk memulai PEN dengan ada proyek-proyek yang membuka lapangan pekerjaan lokal secara masif selama konstruksi maupun pengoperasiannya," terang Halim.

Dia bilang, Kadin bersedia duduk bersama Kementerian terkait seperti Kemenko Perekonomia, Kemenkeu, Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM, untuk merancang program-program bantuan pada proyek energi terbarukan yang menjadi bagian dari program PEN.

"Kami dari Kadin divisi ET, sangat berharap bahwa salah satu (program) yang bisa memulihkan ekonomi nasional adalah sektor energi terbarukan," sebut Halim.

Dia pun meminta kepada DPR dan pemerintah agar menjadikan pengembangan ET sebagai prioritas untuk mempercepat transisi ke energi bersih.

Baca Juga: Dari regulasi hingga pendanaan, ini hambatan energi terbarukan versi Kadin

Halim berharap, upaya pengembangan ET tersebut dalam mendorong pengusahaan teknologi oleh pengusaha nasional dan menyokong tumbuhnya industri sehingga Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada proyek-proyek ET bisa meningkat, minimal 60%.

"Kita juga berharap, dapat menguasai teknologi ini, dapat membuat industri untuk mencapai  TKDN produk domestik minimal 60% daripada seluruh komponen dari suatu proyek ET di Indonesia," pungkas Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto