JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap pemerintah bisa mengevaluasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi per kuartal. Pemerintah tetap harus memberikan subsidi namun harganya disesuaikan dengan laju pergerakan harga minyak mentah dunia.Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Energi dan Resources Dito Ganinduto mengatakan sebaiknya pemerintah melihat tren penurunan harga minyak mentah akhir-akhir ini sebagai peristiwa luar biasa, bukannya hanya peristiwa kenaikannya. "Ini untuk memudahkan pemerintah dalam melakukan penyesuaian harga BBM," katanya di Jakarta, kemarin.Ia mencontohkan, jika harga ICP (Indonesia Crude Price) US$ 70 per barrel maka BBM bisa turun Rp 800 tapi kalau nanti dalam satu kuartal ICP turun maka harganya bisa turun lagi. Dito menilai, penurunan harga BBM bersubsidi baik jenis premium maupun solar di kisaran Rp500-800 per liter sudah cukup ideal.Hal itu karena penurunan sebesar itu didasarkan asumsi ICP yang bisa tembus US$ 60-70 per barrel dan ekspektasi nilai tukar sebesar Rp 10.500.Berbeda dengan Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat. Ia menyarankan agar pemerintah menerapkan batasan harga tertentu secara fleksibel antara tarif minyak mentah dengan BBM yang dipasarkan di dalam negeri.Hal itu sebagai pembelajaran di masyarakat agar terbiasa mengikuti gejolak harga internasional. "Kalau sektor industri, kita sudah lakukan. Saat ini kita tengah menikmati turunnya harga BBM," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: