KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Komite Tetap EBT Kamar Dagang dan Industri Nasional (KADIN) Muhammad Yusrizki mendorong dukungan dan komitmen semua
stakeholders terhadap
Net Zero Emission tak lagi sekedar menjadi wacana namun menjadi langkah nyata. Dalam acara EBTKE ConEx 2021 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Yurizki menyerukan bahwa sudah saatnya KADIN dan sektor swasta mengambil langkah nyata dalam mengakselerasi pencapaian
Net Zero Emission Indonesia. Pada Plenary Session hari ke-2 penyelenggaraan EBTKE ConEx, Yusrizki kembali menegaskan komitmen KADIN untuk meluncurkan “KADIN Net Zero Hub” yang akan menjadi motor penggerak sektor swasta untuk berkomitmen terhadap pencapaian
Net Zero di masing-masing perusahaan.
“Pencapaian
Net Zero Indonesia tidak terlepas dari komitmen, usaha dan pencapaian
Net Zero dari setiap elemen ekonomi termasuk tentunya pihak swasta,” ujar Yusrizki melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan, Rabu (24/11).
Baca Juga: Pertamina NRE perbesar kontribusi pengembangan EBT Yusrizki mengemukakan, setiap tahun perusahaan-perusahaan global seperti Amazon, Microsoft, Nestle, Unilever, bahkan perusahaan-perusahaan dari sektor yang dipersepsikan jauh sekali dari
Net Zero seperti BP, dan Shell mendeklarasikan target
Net Zero mereka. Ia mengatakan, di tahun 2050 beberapa bahkan lebih agresif dapat mencapai
net zero pada tahun 2040 bahkan 2030.
Net Zero bukan berarti mereka sama sekali tidak menghasilkan emisi, tetapi mengurangi emisi semaksimal mungkin. Lalu sisanya menggunakan
carbon offset dari sumber-sumber
carbon offset yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan asal muasalnya. Yusrizki menegaskan, Peraturan Presiden (Perpres) mengenai Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang sudah ditandatangani merupakan salah satu instrumen penting dalam pencapaian
Net Zero Emission. Lebih dari sekedar peraturan, KADIN ucap Yurizki melihat Pemerintah sangat serius dalam mengembangkan dan menjalankan konsep Nilai Ekonomi Karbon. “Kita melihat pajak karbon sudah masuk dalam
pipeline kebijakan, lalu disusul dengan Perpres Nilai Ekonomi Karbon (NEK). KADIN yakin ke depan peraturan-peraturan turunannya juga akan segera keluar. Aksi nyata Pemerintah harus disambut pula dengan aksi nyata sektor swasta, tidak bisa hanya sekedar wacana,” sambung Yusrizki. Sebagai salah satu aksi nyata, “Net Zero Hub” yang digagas oleh KADIN akan mengajak sebanyak-banyaknya sektor swasta untuk mendeklarasikan target pencapaian
Net Zero mereka. Tidak hanya berhenti di deklarasi target, Yurizki memastikan KADIN juga akan bekerja keras untuk membantu perusahaan-perusahaan tersebut untuk merancang dan melakukan aksi-aksi mitigasi yang mendukung pencapaian
Net Zero. Baca Juga: COD pembangkit tenaga nuklir direncanakan mulai 2049 Ia memberikan contoh, untuk sektor energi, pihaknya melihat industri energi terbarukan sudah sangat siap untuk membantu. Menurutnya, yang harus dorong juga dalam sub-sektor energi adalah industri efisiensi energi yang di negara-negara lain dikenal dengan sebutan Energy Service Company (ESCO). Tidak kalah pentingnya dalam konteks deklarasi Net Zero adalah istilah Net Zero Chain, dimana deklarasi, komitmen dan aksi mitigasi dari suatu perusahaan akan membawa perusahaan-perusahaan dan sektor lain untuk mengikuti dan menyesuaikan proses bisnis mereka ke dalam kerangka Net Zero. Perusahaan-perusahaan Indonesia yang menjadi bagian dari Global Supply Chain disebutnya akan dipaksa ikut dengan kebijakan perusahaan global yang menjadi konsumennya. Pasalnya, perusahaan global tersebut sudah mendeklarasikan komitmen
Net Zero-nya sehingga emisi yang dihasilkan oleh perusahaan Indonesia itu menjadi Scope 3 dari perusahaan global, si konsumennya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi