JAKARTA. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani optimistis arus masuk investor Belanda akan terus mengalir seiring meningkatnya iklim investasi dan berbagai kemudahan yang disediakan pemerintah. "Ini sinyal positif, arus masuk investor Belanda ke dalam negeri terus meningkat. Kadin siap mengawal pemerintah untuk mendatangkan lebih banyak investor dari Eropa," kata Rosan melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN pada Jumat (22/04) lalu. Perusahaan yang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terdiri atas Hyet Solar BV dan PT Dutacipta Pakarperkasa senilai US$ 185 juta untuk rencana pembangunan pabrik pembuatan solar panel di Surabaya, Jawa Timur.
Lalu Enza Zaden melalui PT East West Seed Indonesia dengan PT Wana Subur Sejahtera sebesar US$ 10 juta untuk pengembangan industri benih kentang unggulan untuk meningkatkan produksi dan suplai kentang dalam negeri sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kentang, Selanjutnya, Tidal Bridge BV, PT Pembangkit Listrik Jawa Bali (PJB), Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) senilai US$ 400 juta untuk pembangunan jembatan Pancasila Palmerah dan turbin pembangkit listrik arus di Larantuka, NTT. Yang terakhit, PT MCS International (anak perusahaan PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk) dan STC Group Holding BV senilai US$ 11,2 juta untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di kemaritiman, yang dilakukan Direktur Utama PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Theo Lekatompessy dan Direktur Sekolah Kepelautan STC Rotterdam Kapten Albert Bos. Rosan berada di Belanda untuk mendampingi Presiden Jokowi bertemu kalangan dunia usaha dalam rangkaian kunjungan kerja ke empat negara Eropa yaitu Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda, pada 18 hingga 22 April lalu. Rosan mengatakan, pengusaha Belanda telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan proyek infrastruktur, pembangkit listrik, agribisnis, dan peningkatan SDM di sektor kemaritiman. Investor asing sangat optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global. "Paket Kebijakan Ekonomi dan komitmen pemerintah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) menjadi daya tarik tersendiri bagi investor," katanya. Indonesia memerlukan tenaga kerja terampil bersertifikasi internasional di sektor maritim, khusus untuk angkutan minyak, gas dan operasional lepas pantai, serta pelaut yang berkeinginan bekerja di Uni Eropa menggunakan sertifikasi STC Rotterdam. Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto menyatakan, Indonesia membutuhkan puluhan ribu pelaut andal yang bersertifikat internasional untuk mendukung Program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Dia mengatakan, pelaku usaha di sektor maritim akan berkontribusi mengembangkan tol laut, melalui penyediaan tenaga kerja trampil yang berklasifikasi tingkat Uni Eropa dan International Maritime Oerganization (IMO). INSA akan mendorong anggotanya menjalin kerja sama strategis dengan mitranya di luar negeri, baik di Asia maupun Amerika Serikat. "Kita harus mencetak pelaut-pelaut nasional andal dan bersertifikat internasional agar lebih mudah memasuki pasar AS dan Asia, yang berkualifikasi tinggi," kata Carmelita. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan