KAEF akan memperbarui rating obligasi



JAKARTA. PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) sibuk mencari tambahan dana untuk menutupi anggaran belanja modal. Salah satu sumber pendanaan yang dijajaki KAEF adalah penerbitan obligasi.

Emiten farmasi plat merah ini sebenarnya sudah mengantongi peringkat (rating) obligasi AA- dari PT Pefindo pada pertengahan tahun 2013 lalu. Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan KAEF menuturkan, rating tersebut akan kedaluwarsa pada April mendatang.

"Berhubung kami tetap menjajaki pencarian dana dari obligasi, kami akan memperbarui rating tersebut ke Pefindo," kata Djoko kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Namun, Djoko belum bisa membeberkan laporan keuangan yang bakal menjadi dasar pembaruan rating tersebut.


Emisi obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan yang hendak diambil KAEF untuk menutupi kebutuhan capital expenditure (capex) senilai Rp 930 miliar di tahun ini. KAEF memang bakal menutupi Rp 600 miliar dari jumlah itu dari dana eksternal, sementara sisanya dari kas internal.

Selain dari obligasi, KAEF juga menjajaki pencarian dana eksternal lewat surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) dan pinjaman bank. Dana capex itu harus segera terpenuhi agar KAEF bisa mulai merealisasikan pembangunan pabrik baru di Banjaran, Bandung. 

Nilai investasi untuk pembangunan pabrik mencapai 35% dari belanja modal atau setara Rp 326,5 miliar. "Kami merencanakan untuk menyelesaikan master plan hingga groundbreaking pabrik tersebut di tahun ini," ungkap Djoko.

KAEF juga akan mengalokasikan capex untuk mengakuisisi PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (InHealth). Namun, rencana akuisisi anorganik ini tidak semudah membalik telapak tangan. Soalnya, selain KAEF, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Jasindo juga sama-sama mengincar InHealth.

Bank Mandiri berniat mengakuisisi 80% saham Inhealth senilai Rp 1,75 triliun, sementara KAEF dan Jasindo masing-masing mengincar 10% saham Inhealth. Mengacu pada nilai dana akuisisi yang disiapkan Bank Mandiri, porsi 10% saham Inhealth setara dengan Rp 218,75 miliar.

Tak hanya itu, anggaran capex juga akan digunakan membangun fasilitas pabrik bahan baku yang memiliki kriteria khusus bidang farmasi di Surabaya, Jawa Timur. Rencana ekspansi KAEF keempat adalah membangun kantor & gudang PT Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD),  anak usaha yang bergerak di bidang distribusi obat.

Terakhir, KAEF membangun klinik dan apotek baru guna memenuhi lonjakan permintaan seiring mulai diberlakukannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di awal tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri