KAEF akan menerbitkan obligasi Rp 1 triliun



JAKARTA. PT Kimia Farma (KAEF) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 600 miliar tahun ini. Anggaran itu berasal dari kas internal perusahaan, pinjaman bank dan juga rencana penerbitan obligasi.

Untuk sumber dana dari obligasi, KAEF menunggu hasil rating atau peringkat yang akan dikeluarkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia. Direktur Keuangan KAEF Arief Budiman bilang, dengan peringkat itu, pihaknya bisa menargetkan perolehan dana, serta besaran bunga yang akan diberikan.

"Kami berharap semoga rating kami baik, sehingga kami bisa menerbitkan obligasi secepatnya. Tingkat bunga-pun akan disesuaikan berdasarkan hasil peringkat rating," kata Arief di Jakarta pada Rabu (10/4).


KAEF menargetkan dana terkumpul dari penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun. Obligasi diharapkan bisa terbit secepatnya dengan target di atas triwulan III tahun ini. Obligasi sangat diharapkan perusahaan, karena industri di bidang kesehatan butuh stimulus ekspansi usahanya selama lima tahun ke depan.

Tahun ini saja, KAEF berencana membangun dua pabrik obat, salah satunya berlokasi di Banjaran, Bandung, Jawa Barat. Pabrik seluas 5 hektare yang dibangun di atas lahan milik KAEF. Pabrik ini menelan biaya sebesar Rp Rp 400 miliar.

Selain itu, Kimia Farma juga akan membangun pabrik herbal Fitofarmaka dengan nilai investasi sebesar Rp 100 miliar, serta akan membangun pabrik Pil KB dan AKDR Kimia Farma. "Kami menargetkan untuk menerbitkan obligasi secepatnya, karena pembangunan pabrik tidak bisa ditunda," ucap Arief.

Selain itu, Kimia Farman juga butuh dana pengembangan rumah sakit sebesar Rp 90 miliar, dan pembangunan apotek serta pengembangan one stop healthcare solution yang terdiri dari apotek, klinik dan juga laboratorium klinik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri