JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membatalkan penerbitan obligasi senilai Rp 1 triliun yang rencananya dilakukan tahun ini. Padahal, KAEF sudah meraih peringkat obligasi AA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.KAEF batal merilis obligasi karena kondisi pasar yang tidak mendukung. "Kami masih mengkaji sumber pendanaan yang paling efisien untuk memenuhi ekspansi," kata Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan kepada KONTAN, akhir pekan lalu (8/11).KAEF memang belum bisa menentukan sumber pendanaan yang bakal diambil lantaran mengubah rencana ekspansi. Awalnya, KAEF menganggarkan dana senilai Rp 1,3 triliun untuk ekspansi di tahun ini hingga 2014. Itu dengan asumsi KAEF akan membangun pabrik farmasi di Pulogadung, Jakarta Timur. Setelah dikaji lebih lanjut, KAEF mengubah lokasi pembangunan pabrik baru menjadi ke kawasan Banjaran, Bandung Timur.Revisi lokasi membawa implikasi yakni membengkaknya kebutuhan investasi. Jika membangun pabrik di Pulogadung, nilai investasi yang dibutuhkan KAEF Rp 460 miliar. Sementara investasi di Banjaran berkisar Rp 760 miliar karena masih lahan baru. "Ini masih perkiraan, jumlah pastinya sedang menunggu penilaian konsultan independen," kata Djoko.Kenaikan investasi pabrik tentu bakal mendongkrak kebutuhan dana total KAEF. Djoko bilang, total belanja modal KAEF diperkirakan naik menjadi Rp 1,6 triliun–Rp 1,7 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,3 triliun.Lantas dari mana KAEF menutupi kebutuhan dana tersebut? KAEF masih membuka kemungkinan untuk menerbitkan obligasi di tahun depan. "Rating kami masih berlaku hingga pertengahan tahun depan," terang Djoko. KAEF juga masih berharap bisa merilis saham baru.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KAEF batal merilis obligasi Rp 1 triliun di 2013
JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membatalkan penerbitan obligasi senilai Rp 1 triliun yang rencananya dilakukan tahun ini. Padahal, KAEF sudah meraih peringkat obligasi AA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.KAEF batal merilis obligasi karena kondisi pasar yang tidak mendukung. "Kami masih mengkaji sumber pendanaan yang paling efisien untuk memenuhi ekspansi," kata Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan kepada KONTAN, akhir pekan lalu (8/11).KAEF memang belum bisa menentukan sumber pendanaan yang bakal diambil lantaran mengubah rencana ekspansi. Awalnya, KAEF menganggarkan dana senilai Rp 1,3 triliun untuk ekspansi di tahun ini hingga 2014. Itu dengan asumsi KAEF akan membangun pabrik farmasi di Pulogadung, Jakarta Timur. Setelah dikaji lebih lanjut, KAEF mengubah lokasi pembangunan pabrik baru menjadi ke kawasan Banjaran, Bandung Timur.Revisi lokasi membawa implikasi yakni membengkaknya kebutuhan investasi. Jika membangun pabrik di Pulogadung, nilai investasi yang dibutuhkan KAEF Rp 460 miliar. Sementara investasi di Banjaran berkisar Rp 760 miliar karena masih lahan baru. "Ini masih perkiraan, jumlah pastinya sedang menunggu penilaian konsultan independen," kata Djoko.Kenaikan investasi pabrik tentu bakal mendongkrak kebutuhan dana total KAEF. Djoko bilang, total belanja modal KAEF diperkirakan naik menjadi Rp 1,6 triliun–Rp 1,7 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,3 triliun.Lantas dari mana KAEF menutupi kebutuhan dana tersebut? KAEF masih membuka kemungkinan untuk menerbitkan obligasi di tahun depan. "Rating kami masih berlaku hingga pertengahan tahun depan," terang Djoko. KAEF juga masih berharap bisa merilis saham baru.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News