JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana menerbitkan obligasi senilai maksimal Rp 400 miliar pada tahun ini. Opsi pendanaan dengan surat utang ini karena KAEF tak kunjung mendapatkan restu untuk rights issue. Padahal, KAEF membutuhkan dana cepat untuk membangun pabrik obat di Pulogadung, Jakarta Timur. Kimia Farma sebenarnya sudah mendapatkan tawaran pinjaman bank dari tiga perbankan, yakni Bank Mandiri, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Bank OCBC NISP. Namun, beban bunga pinjaman dan beban pokok cukup besar. Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma menuturkan, pendanaan dari obligasi akan menyehatkan struktur keuangan mereka. Sebab, cost of fund lebih murah. Dia juga mengindikasikan, skema pendanaannya bisa dikombinasi utang perbankan dan obligasi. "Kami berpikir untuk menerbitkan obligasi, tetapi kami masih menghitungnya," ujar dia kepada KONTAN, Jumat (4/1).
KAEF berencana menerbitkan obligasi
JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana menerbitkan obligasi senilai maksimal Rp 400 miliar pada tahun ini. Opsi pendanaan dengan surat utang ini karena KAEF tak kunjung mendapatkan restu untuk rights issue. Padahal, KAEF membutuhkan dana cepat untuk membangun pabrik obat di Pulogadung, Jakarta Timur. Kimia Farma sebenarnya sudah mendapatkan tawaran pinjaman bank dari tiga perbankan, yakni Bank Mandiri, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Bank OCBC NISP. Namun, beban bunga pinjaman dan beban pokok cukup besar. Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma menuturkan, pendanaan dari obligasi akan menyehatkan struktur keuangan mereka. Sebab, cost of fund lebih murah. Dia juga mengindikasikan, skema pendanaannya bisa dikombinasi utang perbankan dan obligasi. "Kami berpikir untuk menerbitkan obligasi, tetapi kami masih menghitungnya," ujar dia kepada KONTAN, Jumat (4/1).