KAEF menambah pabrik dan apotek



JAKARTA. Berbekal belanja modal atawa capital expenditure sebesar Rp 930 miliar, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) siap berekspansi tahun ini. Perusahaan obat plat merah ini mengagendakan lima proyek ekspansi yang digadang bisa mendorong kinerja bisnisnya.

Kelima proyek itu, pertama, membangun pabrik baru di Banjaran, Bandung, Jawa Barat. Rencana pembangunan pabrik ini sebenarnya sudah menjadi agenda tahun lalu. Namun hingga detik ini, pabrik baru itu tak kunjung berdiri sehingga akhirnya menjadi target proyek di tahun kuda kayu ini.

Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, belum lama ini menyatakan, realisasi pembangunan pabrik molor karena menunggu izin dari badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).


Namun, Djoko memastikan, proses pembangunan masih berjalan. KAEF menargetkan di semester dua sudah ground breaking. "Membangun pabrik obat kan tidak sembarangan, aturannya ketat," ujarnya kepada KONTAN.

Nilai investasi untuk pembangunan pabrik mencapai 35% dari belanja modal atau setara Rp 326,5 miliar. Djoko bilang, ini investasi terbesar yang dikeluarkan Kimia Farma untuk membangun pabrik selama ini.

Kedua, mengakuisisi PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. Hanya saja, Djoko belum mau mengungkap berapa dana akuisisi yang dialokasikan. Alasannya, proses akuisisi belum final.

Sebagai gambaran, berdasarkan berita di Harian KONTAN (edisi 28 Februari 2014), Bank Mandiri juga termasuk yang tengah mengincar Inhealth. Bank plat merah ini berniat mengakuisisi 80% saham Inhealth senilai Rp 1,75 triliun, sementara  KAEF dan Jasindo masing-masing mengincar 10% saham Inhealth. Mengacu pada nilai dana akuisisi yang disiapkan Bank Mandiri, porsi 10% saham Inhealth setara dengan Rp 218,75 miliar.

Agenda ketiga, membangun fasilitas pabrik bahan baku yang memiliki kriteria khusus bidang farmasi di Surabaya, Jawa Timur. "Dulunya, ini adalah gudang tapi fungsi gudang akan kami ubah menjadi pabrik bahan baku dengan investasi sekitar Rp 20 miliar," ujar Djoko.

Keempat, membangun kantor dan gudang baru untuk anak usaha, PT Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD). Ini adalah anak usaha yang bergerak di bidang distribusi obat. Namun, sama seperti rencana mengakuisisi Inhealth, Djoko tidak menyebutkan nilai investasi yang disediakan.

Yang jelas, nanti KFTD tak akan memakai gudang Kimia Farma lagi, tapi menempati kantor dan gudang sendiri di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dengan begitu, manajemen berharap kinerja KFTD semakin optimal tahun ini.

Kelima, membangun klinik dan apotek baru. Menurut Djoko, proyek ini sejalan dengan penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang membutuhkan banyak klinik dan apotek. Untuk proyek terakhir ini, perusahaan  itu telah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 110 miliar.

Sebelumnya, Kimia Farma juga mengincar tender katalog elektronik (e-catalog) obat generik tahun 2014. Perusahaan ini menargetkan bisa mendekap senilai Rp 430 miliar dari tender pengadaan obat ini. Pada tahap pertama lelang, Kimia Farma sudah mengantongi tender Rp 130 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina