KAEF rilis obat hepatitis generik



JAKARTA. Perusahaan farmasi plat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) merilis obat Hepatitis B generik. Direktur Utama Kimia Farma M. Sjamsul Arifin mengatakan, obat bermerek dagang Heplam ini dijual dengan harga Rp 150.000 per dosis per bulan. Harga ini lebih murah ketimbang obat paten hepatitis asal luar negeri, yang dibanderol dengan harga Rp 800.000 per dosis per bulan.

Sjamsul mengatakan, perusahaan dengan kode saham KAEF ini mampu memproduksi hingga 100 juta butir per tahun. Namun karena pangsa pasar masih terbatas, KAEF hanya memproduksi 30 juta butir Heplam pada tahun ini. "Potensi pasar obat ini bisa mencapai Rp 300 miliar. Namun, tahun ini, kami menargetkan penjualan Rp 100 miliar," kata Sjamsul ketika dihubungi KONTAN, Jumat(16/3).

Sjamsul mengatakan, saat ini ada 20 juta penderita Hepatitis B yang harus mengonsumsi obat antiviral. Dengan mengonsumsi obat ini selama 2 tahun berturut-turut, sang penderita dapat menghambat perkembangan virus dan mencegah penyakit cirrosis dan kanker hati.


Sjamsul mengatakan, KAEF merilis obat lini pertama, dan sedang mengembangkan obat lini ke dua. Dalam asumsi saat ini, 5% dari pasien Hepatitis B telah kebal terhadap obat lini pertama dan bisa meningkat menjadi 20%. "Obat ini seharusnya diminum selama 2 tahun berturut-turut. Tapi sering kali terputus karena orang merasa sudah sehat. Akibatnya mereka sudah kebal terhadap obat lini pertama. Makanya kami memngembangkan obat lini ke dua," kata Sjamsul.

Sjamsul mengatakan, untuk pengembangan obat ini, perusahaan telah berinvestasi kurang lebih Rp 20 miliar.

Besarnya jumlah penderita penyakit liver di Indonesia membuat Kimia Farma melirik potensi membangun Rumah Sakit Liver Centre. Untuk pembangunan rumah sakit ini, mereka akan menggandeng Singapore General Hospital. "Investasinya Rp 300 miliar, belum termasuk tanah. Nanti kami akan memanfaatkan aset tanah," kata Sjamsul.

KAEF menjatahkan investasi Rp 60 miliar dari dana yang mereka bakal peroleh dari aksi penerbitan saham baru (rights issue) senilai Rp 728,23 miliar untuk pembangunan rumah sakit ini. Hingga kini, KAEF tengah meminta izin prinsip Kementerian Kesehatan dan diharapkan bisa beroperasi pertengahan 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can