PURWOKERTO. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan mengaktifkan kembali jalur kereta api rute Purwokerto-Banjarnegara. Pengaktifan rute tersebut rencananya akan menggunakan jalur baru "Reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara akan terbagi dalam tiga petak jalur yang pernah ada (trace), yakni Purwokerto-Sokaraja, Sokaraja-Klampok, dan Klampok-Banjarnegara," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono, Selasa (19/1). Dari tiga petak jalur tersebut, kata dia, hanya ruas Sokaraja-Klampok yang menggunakan petak jalur lama. Sedangkan ruas Purwokerto-Sokaraja dan Klampok-Banjarnegara akan dibuatkan petak jalur (trace) baru. Menurut dia, hal itu disebabkan kondisi petak jalur Purwokerto-Sokaraja dan Klampok-Banjarnegara tidak memungkinkan untuk diaktifkan kembali karena berada di daerah padat penduduk dan sangat berdekatan dengan jalan raya. Akan tetapi hingga saat ini, lanjut dia, pihaknya belum mengetahui secara pasti kapan reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara mulai dilaksanakan. "Sampai sekarang kami belum menerima informasi lagi terkait kapan waktunya dan detail 'trace' yang baru seperti apa," katanya. Disinggung mengenai kemungkinan adanya stasiun baru sebagai titik pertemuan jalur Purwokerto-Banjarnegara dengan jalur Purwokerto-Kroya yang masih aktif hingga saat ini, dia mengatakan bahwa kemungkinan tersebut dapat dilakukan karena petak jalur Purwokerto-Sokaraja yang baru itu cukup jauh. Menurut dia, stasiun baru tersebut kemungkinan akan dibangun untuk memecah petak jalur Purwokerto-Sokaraja tersebut. "Namun, kami belum tahu nanti posisinya di mana," katanya. Kendati demikian, dia mengharapkan jika stasiun baru tersebut berada di titik pertemuan jalur Purwokerto-Banjarnegara dengan jalur Purwokerto-Kroya, nantinya dapat dimanfaatkan untuk memecah konsentrasi penumpang di Stasiun Besar Purwokerto. Dalam hal ini, kata dia, Stasiun Besar Purwokerto untuk KA-KA kelas komersial sedangkan stasiun baru untuk KA-KA kelas ekonomi. "Mudah-mudahan bisa seperti itu, selama lokasinya mudah dijangkau dari Purwokerto," katanya. Saat dihubungi dari Purwokerto, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Kabupaten Banjarnegara Setiawan mengatakan bahwa berdasarkan hasil pembicaraan terakhir, reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara khususnya Klampok-Banjarnegara tidak menggunakan petak jalur yang telah ada. Menurut dia, jalur KA tersebut akan digeser ke selatan meskipun ada beberapa bagian yang masih menggunakan petak jalur lama. "Jalur Banjarnegara-Klampok akan digeser ke selatan. Hanya saja eksekusinya kapan, kami belum tahu. Pembebasan tanah untuk jalur baru itu, kami belum tahu kapan akan mulai dilaksanakan," katanya. Sebagai informasi, operasional jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo dihentikan sejak tahun 1978 karena dinilai kalah bersaing dengan moda transportasi lain. Jalur tersebut terakhir kali dilintasi kereta api pada pengujung 1986, yakni KA barang yang berhenti di Stasiun Mantrianom atau sekitar 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara. KA barang tersebut mengangkut peti kemas yang berisi komponen elektrik dari Prancis untuk keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Panglima Besar Soedirman di Mrica, Banjarnegara. Wacana reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo bergulir pada 2015 yang ditindaklanjuti dengan studi terhadap petak jalur KA. Berdasarkan hasil studi tersebut, dari total jalur sepanjang 91,5 kilometer, hanya 34,65 kilometer atau sekitar 38% saja yang menggunakan jalur lama sedangkan 56,85 kilometer atau 62% akan dibuatkan petak jalur baru dengan alasan keamanan karena petak jalur lama berdampingan dengan jalan raya dan sudah banyak didirikan bangunan. Petak jalur baru tersebut direncanakan akan dibangun di wilayah selatan Banjarnegara sedangkan sejumlah stasiun yang telah disepakati untuk dibangun di antaranya Singamerta, Banjarnegara, Pucang, Mantrianom, Purwanegara, Mandiraja, Gandulekor, dan Purwareja Klampok. Ditjen Perkeretaapian Kemenhub saat mengundang pemerintah kabupaten yang dilewati jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo pada pertengahan November 2015 menyebutkan bahwa penyusunan DED untuk reaktivasi jalur dilaksanakan pada 2016. Sementara untuk kegiatan konstruksi Tahap I akan dilaksanakan pada 2018 untuk ruas Purwokerto-Purwareja Klampok sepanjang 30,6 kilometer yang diharapkan dapat beroperasi pada 2019, sedangkan Tahap II pada 2019 untuk ruas Purwareja-Banjarnegara sepanjang 35,4 kilometer yang diharapkan beroperasi pada 2020, dan Tahap III pada 2020 untuk ruas Banjarnegara-Wonosobo sepanjang 25,5 kilometer yang ditargetkan beroperasi pada 2021. Reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo diharapkan dapat mendukung perkembangan potensi pariwisata dan menumbuhkan perekonomian. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KAI aktifkan kembali rute Purwokerto-Banjarnegara
PURWOKERTO. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan mengaktifkan kembali jalur kereta api rute Purwokerto-Banjarnegara. Pengaktifan rute tersebut rencananya akan menggunakan jalur baru "Reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara akan terbagi dalam tiga petak jalur yang pernah ada (trace), yakni Purwokerto-Sokaraja, Sokaraja-Klampok, dan Klampok-Banjarnegara," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono, Selasa (19/1). Dari tiga petak jalur tersebut, kata dia, hanya ruas Sokaraja-Klampok yang menggunakan petak jalur lama. Sedangkan ruas Purwokerto-Sokaraja dan Klampok-Banjarnegara akan dibuatkan petak jalur (trace) baru. Menurut dia, hal itu disebabkan kondisi petak jalur Purwokerto-Sokaraja dan Klampok-Banjarnegara tidak memungkinkan untuk diaktifkan kembali karena berada di daerah padat penduduk dan sangat berdekatan dengan jalan raya. Akan tetapi hingga saat ini, lanjut dia, pihaknya belum mengetahui secara pasti kapan reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara mulai dilaksanakan. "Sampai sekarang kami belum menerima informasi lagi terkait kapan waktunya dan detail 'trace' yang baru seperti apa," katanya. Disinggung mengenai kemungkinan adanya stasiun baru sebagai titik pertemuan jalur Purwokerto-Banjarnegara dengan jalur Purwokerto-Kroya yang masih aktif hingga saat ini, dia mengatakan bahwa kemungkinan tersebut dapat dilakukan karena petak jalur Purwokerto-Sokaraja yang baru itu cukup jauh. Menurut dia, stasiun baru tersebut kemungkinan akan dibangun untuk memecah petak jalur Purwokerto-Sokaraja tersebut. "Namun, kami belum tahu nanti posisinya di mana," katanya. Kendati demikian, dia mengharapkan jika stasiun baru tersebut berada di titik pertemuan jalur Purwokerto-Banjarnegara dengan jalur Purwokerto-Kroya, nantinya dapat dimanfaatkan untuk memecah konsentrasi penumpang di Stasiun Besar Purwokerto. Dalam hal ini, kata dia, Stasiun Besar Purwokerto untuk KA-KA kelas komersial sedangkan stasiun baru untuk KA-KA kelas ekonomi. "Mudah-mudahan bisa seperti itu, selama lokasinya mudah dijangkau dari Purwokerto," katanya. Saat dihubungi dari Purwokerto, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Kabupaten Banjarnegara Setiawan mengatakan bahwa berdasarkan hasil pembicaraan terakhir, reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara khususnya Klampok-Banjarnegara tidak menggunakan petak jalur yang telah ada. Menurut dia, jalur KA tersebut akan digeser ke selatan meskipun ada beberapa bagian yang masih menggunakan petak jalur lama. "Jalur Banjarnegara-Klampok akan digeser ke selatan. Hanya saja eksekusinya kapan, kami belum tahu. Pembebasan tanah untuk jalur baru itu, kami belum tahu kapan akan mulai dilaksanakan," katanya. Sebagai informasi, operasional jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo dihentikan sejak tahun 1978 karena dinilai kalah bersaing dengan moda transportasi lain. Jalur tersebut terakhir kali dilintasi kereta api pada pengujung 1986, yakni KA barang yang berhenti di Stasiun Mantrianom atau sekitar 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara. KA barang tersebut mengangkut peti kemas yang berisi komponen elektrik dari Prancis untuk keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Panglima Besar Soedirman di Mrica, Banjarnegara. Wacana reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo bergulir pada 2015 yang ditindaklanjuti dengan studi terhadap petak jalur KA. Berdasarkan hasil studi tersebut, dari total jalur sepanjang 91,5 kilometer, hanya 34,65 kilometer atau sekitar 38% saja yang menggunakan jalur lama sedangkan 56,85 kilometer atau 62% akan dibuatkan petak jalur baru dengan alasan keamanan karena petak jalur lama berdampingan dengan jalan raya dan sudah banyak didirikan bangunan. Petak jalur baru tersebut direncanakan akan dibangun di wilayah selatan Banjarnegara sedangkan sejumlah stasiun yang telah disepakati untuk dibangun di antaranya Singamerta, Banjarnegara, Pucang, Mantrianom, Purwanegara, Mandiraja, Gandulekor, dan Purwareja Klampok. Ditjen Perkeretaapian Kemenhub saat mengundang pemerintah kabupaten yang dilewati jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo pada pertengahan November 2015 menyebutkan bahwa penyusunan DED untuk reaktivasi jalur dilaksanakan pada 2016. Sementara untuk kegiatan konstruksi Tahap I akan dilaksanakan pada 2018 untuk ruas Purwokerto-Purwareja Klampok sepanjang 30,6 kilometer yang diharapkan dapat beroperasi pada 2019, sedangkan Tahap II pada 2019 untuk ruas Purwareja-Banjarnegara sepanjang 35,4 kilometer yang diharapkan beroperasi pada 2020, dan Tahap III pada 2020 untuk ruas Banjarnegara-Wonosobo sepanjang 25,5 kilometer yang ditargetkan beroperasi pada 2021. Reaktivasi jalur KA Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo diharapkan dapat mendukung perkembangan potensi pariwisata dan menumbuhkan perekonomian. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News