KAI beli 50 lokomotif anyar dari Amerika



JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) akhirnya merealisasikan rencana menambah armada kereta barang untuk tahun buku 2014. Sedikitnya 50 lokomotif anyar buatan General Electric (GE) Transportation sudah dipesan untuk menambah kapasitas angkutan barang di pulau Sumatera dan Jawa.

Perusahaan plat merah menggandeng perbankan Amerika Serikat (AS), Export Import Bank of The US dalam hal pendanaan. Kedua institusi ini bersama GE Transportation menyepakati pinjaman dana sekitar US$ 94,3 juta untuk mendanai pembelian 50  lokomotif tersebut pada Rabu malam (15/10).

Fred P. Hochberg, Chairman dan President Bank Export Import US mengaku puas bisa memberikan fasilitas pinjaman ke KAI. Ia menilai, KAI bakal diuntungkan dengan kerjasama ini karena mendapat armada lokomotif baru.


Russell Stokes, President dan Chief Executice Officer GE Transportation bilang pihaknya segera membuat 50 lokomotif di Pennsylavania, AS. Ia menargetkan pengiriman lokomotif ke Indonesia bisa terlaksana  tahun depan.

PT KAI sendiri memperkirakan lokomotif GE Transportation ini akan tiba di tanah air sekitar kuartal III dan kuartal IV 2015. Menurut Bambang Eko, Direktur Komersial KAI,   lokomotif ini akan digunakan untuk menambah kapasitas angkutan batubara. "Rencananya sekitar 39 kereta lokomotif  ke Sumatera dan sisanya, 11 kereta untuk Jawa," urainya ke KONTAN.

Kereta angkutan batubara  memang tengah menjadi fokus perhatian KAI. Perusahaan transportasi ini tengah bemencoba merubah komposisi bisnisnya dengan tidak lagi mengandalkan pendapatan dari kereta penumpang sebagai pemasukan utama. Pendapatan kereta barang ditargetkan bisa menyumbang 60% pendapatan konsolidasi, sedangkan pendapatan kereta penumpang 40%.

Tahun ini,  KAI  akan membeli 600 kereta angkutan batubara dan pengembangan dua jalur ganda kereta batubara di Sumatera. Rencananya, rute Tanjung Enim Baru – Tarahan untuk angkutan batubara PT Bukit Asam dan jalur Tanjung Enim Baru - Simpang – Kertapati untuk non Bukit Asam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon