JAKARTA. Sebulan setelah penerapan tiket elektronik (e-ticketing) untuk kereta rel listrik (KRL) Commuter Jabodetabek berjalan, kini muncul masalah baru. Diantaranya adalah, hilangnya tiket elektronik sampai antrean penumpang yang mengganggu kenyamanan. Namun, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) mengaku akan melakukan evaluasi guna memperbaiki layanan tersebut. "Penumpang yang secara reguler naik KRL diimbau untuk membeli kartu multi trip dan tak lagi menggunakan kartu single trip, tujuannya untuk mengurangi antrean di loket setiap harinya," ujar Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan, Minggu (7/7). Menurutnya, secara teori sistem elektronik tujuannya mempermudah transaksi bukan sebaliknya. Sekadar informasi, sejak diterapkan sistem e-ticketing awal Juni lalu, serta pemberlakuan tiket tarif progresif membuat penumpang kereta commuter melonjak 15%-20%.
KAI evaluasi layanan Commuter Jabodetabek
JAKARTA. Sebulan setelah penerapan tiket elektronik (e-ticketing) untuk kereta rel listrik (KRL) Commuter Jabodetabek berjalan, kini muncul masalah baru. Diantaranya adalah, hilangnya tiket elektronik sampai antrean penumpang yang mengganggu kenyamanan. Namun, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) mengaku akan melakukan evaluasi guna memperbaiki layanan tersebut. "Penumpang yang secara reguler naik KRL diimbau untuk membeli kartu multi trip dan tak lagi menggunakan kartu single trip, tujuannya untuk mengurangi antrean di loket setiap harinya," ujar Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan, Minggu (7/7). Menurutnya, secara teori sistem elektronik tujuannya mempermudah transaksi bukan sebaliknya. Sekadar informasi, sejak diterapkan sistem e-ticketing awal Juni lalu, serta pemberlakuan tiket tarif progresif membuat penumpang kereta commuter melonjak 15%-20%.