KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai penyelenggara transportasi yang paling banyak dipakai publik, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengakui sempat menemui kesulitan memantau pemberlakuan protokol kesehatan. VP Public Relations KAI, Joni Martinus berkata kepadatan penumpang seringkali ditemui di stasiun seperti Stasiun Bogor. "Tapi secara umum semua berjalan dengan lancar, dengan pengaturan yang diterapkan KAI Commuter terapkan serta evaluasi rutin bersama Pemda dan TNI atau Polri, kendala tersebut sudah dapat diatasi," kata dia kepada Kontan, Rabu (14/10).
Joni menegaskan pemberlakuan jaga jarak sangatlah penting karena adanya klaster penularan Covid-19 di kereta. Hal ini disebabkan kereta menjadi transportasi massal yang digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan dan berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Baca Juga: Pemprov DKI izinkan bioskop buka saat PSBB transisi, begini kata MD Pictures (FILM) Ia berkata, KAI sebagai operator transportasi kereta api selalu mengacu kepada aturan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, yakni Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor SE 14 tahun 2020. Dalam aturan tersebut, KAI menerapkan pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70% dari kapasitas tempat duduk setiap kereta api jarak jauh "Kami juga selalu mengingatkan setiap pelanggan untuk menerapkan 3M yaitu memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci tangan," sambung Joni. Sedangkan untuk memastikan tiap pengguna menjaga jarak satu sama lain, pihaknya mengerahkan hal itu pada tiap petugas KAI di stasiun, kereta api, dan tempat-tempat layanan lainnya. "Mereka akan terus melakukan pengawasan terhadap para pelanggan agar protokol kesehatan, termasuk menjaga jarak, berjalan dengan baik," kata dia. Joni melanjutkan, KAI juga telah membentuk Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang tersebar di seluruh wilayah operasional KAI untuk memastikan implementasi protokol kesehatan tersebut dan mengevaluasinya secara berkala. "Nah sedangkan untuk memudahkan pelanggan dalam menjaga
physical distancing, KAI juga telah membuat penanda alias marka di stasiun dan di atas kereta," tutupnya.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (14/10): Tambah 4.127 kasus, pentingnya perilaku 3M Sebagai informasi, sepanjang kuartal III 2020 jumlah penumpang KA melonjak tajam 146,9% menjadi 4,612 juta penumpang dibandingkan kuartal sebelumnya.
Jumlah ini luar volume penumpang KRL Jabodetabek, KA Wisata, dan KA Bandara. Volume penumpang KA Lokal sendiri ikut naik 122,2% dan KA Jarak Jauh melesat 252%. "Untuk menarik penumpang, kami juga berikan tarif promo, menghadirkan program membership, mempermudah pembayaran dengan QRIS, menambah stasiun pelayanan rapid test harga terjangkau. Tapi tetap kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat, menjalankan KA secara efektif memperhatikan tanggal dan rute favorit masyarakat," tutup dia.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto