KAI target pasang 100 mesin tiket otomatis di 2015



JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia menargetkan memasang 100 mesin tiket otomatis atau "vending machine" di seluruh stasiun hingga akhir 2015. "Setelah uji coba ini 'kan bisa dilihat, tapi saya dengar mereka (Finnet Indonesia) sudah membuat 100 lagi, nanti tinggal kita bagi," kata Direktur Komersial KAI Bambang Eko Martono usai peluncuran mesin penjual tiket otomatis "e-kiosk" di Stasiun Pasar Senen, Jumat (13/3). Bambang mengatakan pembagian per stasiun tergantung tingkat kepadatan antrean di setiap stasiun, stasiun yang lebih padat akan dipasang lebih banyak. Dia mengatakan tujuan dipasangnya mesin tersebut untuk mengurangi petugas loket yang saat ini masih menyumbang porsi 50:50 dari penjualan non-loket. "Ya kita harapkan dengan adanya (mesin) ini bisa meningkat jadi 70:30. Ini lebih mudah, lebih enak," katanya. Dengan mengurangi petugas loket, dia mengatakan akan mengurangi pembiayaan KAI dan jika ke depannya akan semakin efektif penggunaan mesin tersebut, Finnet Indonesia yang akan menyewa tempat dari KAI. Bambang mengatakan seluruh investasi didanai Finnet yang mendapatkan keuntungan dari selisih pembelian per tiket Rp 7.500. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Telkom Metra, yang membawahi PT Finnet Indonesia, Otong Iip selaku perintis proyek tersebut mengatakan pihaknya akan memasang 50 mesin di 12 stasiun untuk tahap pertama Otong menyebutkan 12 stasiun, di antaranya Stasiun Gambir, Pasar Senen, Bandung, Jatinegara, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Jember, Malang dan lainnya. Dia menargetkan dalam jangka waktu tiga bulan, 50 mesin penjual tiket otomatis akan seluruhnya terpasang "12 stasiun itu sesuai dengan tingkat keramaiannya, karena ada tujuan jarak jauh juga," katanya. Otong menyebutkan di stasiun-stasiun ramai dan padat, seperti Stasiun Pasar Senen dan Gambir akan dipasang lima hingga enam mesin, sementara untuk stasiun keramaian sedang tiga dan stasiun keramaian rendah dua mesin. Dia menargetkan jumlah penumpang yang menggunakan mesin tersebut untuk membeli tiket, mencapai 200-300 penumpang per hari. Artinya, jika dikalikan 50 mesin bisa mencapai 10 ribu penumpang dan 300 ribu penumpang per bulan. Otong juga mengatakan ke depannya, sistem uang elektronik (e-money) dari seluruh bank bisa diterima mesin tersebut, karena saat ini baru terkoneksi lewat kartu debit berjaringan Alto dan pembayaran dengan kartu T-Money dari Telkom. "Ke depan kita harapkan kartu kredit juga bisa, semua jenis kartu akan kita terima," katanya. Ditanya mengenai investasi mesin tersebut, ia hanya menyebutkan bahwa lebih murah dari mesin ATM, yakni sekitar Rp 50-60 juta. Ditemui terpisah, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Fadhil mengaku pihaknya akan mempertimbangkan penjualan tiket otomatis tersebut dengan menyesuaikan dengan tiket kartu multitrip (KMT) "Jadi fungsi loket pindah ke 'vending machine'," katanya. Fadhil juga mengatakan pihaknya akan merintis sendiri penggunaan sistem tersebut dan tidak akan menjalin kerja sama dengan pihak lain. Dia mengatakan pihaknya akan mempersiapkan terlebih dahulu dan akan bertahap pemasangannya. "Kalau bisa tahun ini sudah siap pakai 'vending machine'. Tapi tidak semua stasiun, beberapa dulu," katanya. PT Kereta Api Indonesia meluncurkan mesin penjual tiket atau "vending machine" untuk mempermudah pelanggan dalam menyediakan fasilitas yang semakin beragam. Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro dalam "soft launching" mesin penjual tiket di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat, mengatakan penyediaan mesin penjual tiket tersebut merupakan kerja sama dengan PT Finnet Indonesia, salah satu perusahaan aviliasi PT Telkom dan Bank Indonesia. "Fasilitas terbaru ini berupa 'vending machine' pembelian tiket KA (electronic kiosk/e-kiosk) yang akan memudahkan calon penumpang untuk melakukan pembelian tiket KA tanpa harus mengantre di loket," katanya. Untuk tahap awal, dia menyebutkan, "e-kiosk" tersebut tersedia di Stasiun Pasar Senen sebanyak dua unit, tetapi ke depan pihaknya akan menyediakan fasilitas yang sama di seluruh stasiun besar di Jawa dan Sumatera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan