KAI terapkan sistem tarif baru per Juni



JAKARTA. Rencana pemerintah dan PT KAI menghapus keberadaan KRL Ekonomi mendapat penolakan dari berbagai kalangan. Kebijakan ini dirasa memberatkan banyak masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah.

Namun, PT KAI menjamin, penerapan sistem tarif baru dengan e-ticket serta penerapan tarif berbeda akan mengatasi masalah mahalnya harga tiket.

Menurut Mateta, Kepala Humas PT KAI, keberadaan KRL Ekonomi memang sudah tidak laik operasi sehingga harus segera ditarik. Langkah ini sudah sesuai dengan UU No 3 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian yang memberikan kewenangan kepada penyelenggara jasa kereta api untuk menarik kereta api yang sudah tidak laik operasi dan membahayakan keselamatan penumpang.Ketentuan ini berlaku untuk semua jenis KA KRL AC maupun KA jarak jauh baik itu kelas ekonomi, bisnis maupun ekseskutif, apabila sudah tidak layak kondisinya, akan tetap ditarik oleh PT KAI. "Jadi bukan hanya KRL Ekonomi saja yang dijadikan sasaran," tegas Mateta.Terkait persoalan tarif KRL AC yang dianggap terlalu berat bagi masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah, Mateta meminta persoalan ini dipisahkan dari masalah pelayanan yang berorientasi keselematan.


Untuk mengatasi masalah tarif, PT KAI sudah mempersipakan sistem tarif baru yang akan diberlakukan mulai 1 Juni. Sistem baru itu yaitu pengunaan e-ticket dengan tarif berbeda sesuai jarak tempuh. Untuk 5 stasiun pertama, harga tarif berkisar Rp 3.000. Apabila bertambah setiap stasiun, tarif selalu bertambah Rp 1.000.Penggunaan e-ticket yang menggunakan teknologi tinggi, akan mengontrol dimana setiap penumpang naik dan turun. Apabila penumpang tidak menggunakan e-ticket akan kena tarif pukul rata dengan jarak jauh. Kelebihan e-ticket dibandingkan denga sistem lama kartu commet yang pernah diberlakukan, jatah penumpang tidak hangus meski tidak dipakai dalam sebulan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie