KUALA LUMPUR. Direktur RSPO Indonesia Desi Kusumadewi menargetkan, kajian harmonisasi sertifikasi Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bisa selesai akhir tahun ini. Desi mengatakan, kajian yang bertujuan mempelajari persamaan-perbedaan antara RSPO dan ISPO, sudah hampir selesai. "Tinggal tunggu waktu, mungkin Desember sudah bisa keluar," kata Desi di sela-sela acara RSPO ke-12 di Kuala Lumpur, Selasa (18/11). Dia menjelaskan, ada beberapa komponen di RSPO yang berbeda dengan ISPO, misalnya keberadaan ketentuan high carbon stock (HCS), high conservation value (HCV), dan free, prior and informed consent (FPIC). Dengan syarat-syarat ini, RSPO akan mewajibkan perusahaan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Namun, ada juga komponen yang sama dengan ISPO seperti syarat kepatuhan hukum (legal compliance).
Kajian harmonisasi RSPO dan ISPO selesai Desember
KUALA LUMPUR. Direktur RSPO Indonesia Desi Kusumadewi menargetkan, kajian harmonisasi sertifikasi Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bisa selesai akhir tahun ini. Desi mengatakan, kajian yang bertujuan mempelajari persamaan-perbedaan antara RSPO dan ISPO, sudah hampir selesai. "Tinggal tunggu waktu, mungkin Desember sudah bisa keluar," kata Desi di sela-sela acara RSPO ke-12 di Kuala Lumpur, Selasa (18/11). Dia menjelaskan, ada beberapa komponen di RSPO yang berbeda dengan ISPO, misalnya keberadaan ketentuan high carbon stock (HCS), high conservation value (HCV), dan free, prior and informed consent (FPIC). Dengan syarat-syarat ini, RSPO akan mewajibkan perusahaan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Namun, ada juga komponen yang sama dengan ISPO seperti syarat kepatuhan hukum (legal compliance).