JAKARTA. Penetapan harga pembelian pemerintah dan harga penjualan pemerintah (HPP) kedelai masih belum final. Namun Menteri Perdagangan Gita Wirjawan Menteri Perdagangan mengatakan, HPP kedelai akan rampung pada Januari ini. "HPP kedelai akan keluar Januari," katanya. Ia menambahkan, pada Rabu minggu depan akan ada rapat koordinasi (Rakor) di Menko. Saat ini, kajian tentang kebijakan tersebut masih berada di tangan badan kebijakan fiskal (BKF) Kementrian Keuangan (Kemenkeu).Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan menambahkan, HPP kedelai telah dibahas oleh lintas kementrian termasuk berapa nilainya yang menguntungkan pihak petani dan pengrajin tahu dan tempe. "Pembahasan interdep lintas kementrian sudah selesai, statusnya masih dikasi oleh badan analisis fiskal," kata Rusman, Jumat (4/13).Menurut Rusman, yang masih menjadi menjadi pembahasan adalah persoalan anggaran, apakah menggunakan APBN atau tidak.Harga ideal kedelai bagi kalangan petani dan pengrajin tempe tahu berkisar Rp 7.000 per kilogram (kg). Dengan perhitungan tersebut, Bulog akan membeli kedelai impor sebesar Rp 5.000 per kg, dengan harga jual sekitar Rp 6.000 per kg.Agar terjadi subsidi silang, maka harga beli kedelai oleh Bulog dari petani dalam negeri sebesar Rp 7.000 per kg. "Paling tidak ada cross subsidi antara pembelian impor dengan petani lokal," ujar Rusman.Namun, menurut Rusman yang menjadi persoalan apabila badan penyanggah tersebut tidak didukung oleh APBN. Bila harga kedelai dunia tinggi, maka setidaknya ada dana talangan agar tidak merugikan bagi Bulog.
Kajian HPP kedelai masuk Kementerian Keuangan
JAKARTA. Penetapan harga pembelian pemerintah dan harga penjualan pemerintah (HPP) kedelai masih belum final. Namun Menteri Perdagangan Gita Wirjawan Menteri Perdagangan mengatakan, HPP kedelai akan rampung pada Januari ini. "HPP kedelai akan keluar Januari," katanya. Ia menambahkan, pada Rabu minggu depan akan ada rapat koordinasi (Rakor) di Menko. Saat ini, kajian tentang kebijakan tersebut masih berada di tangan badan kebijakan fiskal (BKF) Kementrian Keuangan (Kemenkeu).Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan menambahkan, HPP kedelai telah dibahas oleh lintas kementrian termasuk berapa nilainya yang menguntungkan pihak petani dan pengrajin tahu dan tempe. "Pembahasan interdep lintas kementrian sudah selesai, statusnya masih dikasi oleh badan analisis fiskal," kata Rusman, Jumat (4/13).Menurut Rusman, yang masih menjadi menjadi pembahasan adalah persoalan anggaran, apakah menggunakan APBN atau tidak.Harga ideal kedelai bagi kalangan petani dan pengrajin tempe tahu berkisar Rp 7.000 per kilogram (kg). Dengan perhitungan tersebut, Bulog akan membeli kedelai impor sebesar Rp 5.000 per kg, dengan harga jual sekitar Rp 6.000 per kg.Agar terjadi subsidi silang, maka harga beli kedelai oleh Bulog dari petani dalam negeri sebesar Rp 7.000 per kg. "Paling tidak ada cross subsidi antara pembelian impor dengan petani lokal," ujar Rusman.Namun, menurut Rusman yang menjadi persoalan apabila badan penyanggah tersebut tidak didukung oleh APBN. Bila harga kedelai dunia tinggi, maka setidaknya ada dana talangan agar tidak merugikan bagi Bulog.