Kala situasi memanas soal muslim Uighur, China akan tingkatkan pembelian kedelai AS



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China berencana meningkatkan pembelian produk pertanian Amerika Serikat (AS), di saat kedua negara berusaha untuk menyelesaikan sengketa perdagangan mereka.

Surat kabar Financial Times mengutip sumber melaporkan, China akan menawarkan untuk meningkatkan pembelian kedelai AS menjadi 30 juta ton per tahun, dari 20 juta ton saat ini. Peningkatan itu setara US$ 3,25 miliar.

Wakil Perdana Menteri China Liu He, negosiator utama China, bakal melakukan perjalanan ke Washington untuk pembicaraan perdagangan putaran berikutnya dengan AS pada 10-11 Oktober nanti.


Baca Juga: Untuk mengakhiri penindasan atas muslim Uighur, AS batasi visa untuk pejabat China

Bulan lalu, China meningkatkan pembelian produk pertanian AS termasuk kedelai dan babi. Tiongkok membebaskan beberapa produk pertanian dari negeri uak Sam dari tarif tambahan.

"China mendukung perusahaan yang membeli kedelai, babi, dan produk pertanian dari AS dalam jumlah tertentu mulai hari ini sesuai prinsip pasar dan aturan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia)," tulis kantor berita Xinhua pada 13 September lalu seperti dikutip Reuters.

Menurut Xinhua, Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China akan mengecualikan tarif tambahan untuk barang-barang tersebut. Dan, China memiliki prospek luas untuk mengimpor produk-produk pertanian dari AS yang berkualitas tinggi.

Baca Juga: Balas tindakan AS, China bakal perketat visa untuk warga negeri uak Sam

Wabah demam babi Afrika yang mematikan telah memangkas sepertiga populasi babi di China sejak pertengahan 2018. Sekaligus, mendorong harga daging babi ke level tertinggi dan membuat negara itu membutuhkan pasokan pengganti dari luar negeri.

China kemungkinan juga bakal mendongkrak pembelian kedelai, yang secara historis merupakan ekspor pertanian AS yang paling berharga, dari negeri uak Sam. Sebelum pengumuman pembebasan tarif tambahan, perusahaan-perusahaan Cina membeli setidaknya 10 kontainer kedelai dari AS, pembelian paling signifikan setidaknya sejak Juni 2018.

Editor: S.S. Kurniawan