Kalah di Pemilu Malaysia, Mahathir Mohamad Mundur Sebagai Ketua Partai Pejuang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Perdana Menteri Malaysia yang juga Ketua Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang), Mahathir Mohamad, mengundurkan diri dari kursi Ketua Partai Pejuang. Pengunduran diri pria berusia 97 tahun itu pun sudah diterima Partai Pejuang.

“Anggota dewan eksekutif pusat dan anggota partai berterima kasih padanya atas layanan, bimbingan, dan kepemimpinannya selama masa jabatannya sebagai ketua,” kata presiden partai Muhkriz Mahathir dalam sebuah pernyataan, Sabtu (17/12).

Muhkriz mengatakan, Partai Pejuang akan berusaha agar cara berpikir dan gaya kepemimpinan Mahathir yang berlandaskan prinsip dan nilai-nilai budaya murni dapat diteladani generasi penerus bangsa.


Kendati mengundurkan diri, tapi Mahathir tetap menjadi anggota Partai Pejuang.

Baca Juga: Anwar Ibrahim Tolak Terima Gaji sebagai Perdana Menteri Malaysia

“Kami percaya Tun akan terus memberikan pandangan dan kritik yang konstruktif terhadap masa depan Malaysia sebagai negarawan yang luar biasa,” kata Mukhriz yang merupakan putra Mahathir.

Mahathir gagal mempertahankan kursinya di Langkawi di Kedah, kekalahan elektoral pertamanya dalam 53 tahun, pada Pemilihan Umum ke-15 Malaysia pada November.

Koalisi Gerakan Tanah Air (GTA) yang dipimpinnya juga gagal meraih satu kursi pun.

Pejuang, yang merupakan bagian dari koalisi, didirikan pada Agustus 2020 setelah pemerintahan Pakatan Harapan (PH) saat itu runtuh karena pertikaian.

Baca Juga: Anwar Ibrahim Dilantik Jadi Perdana Menteri, Mahathir Mohamad Beri Selamat

Pada 2018, Mahathir, Muhyiddin Yassin, dan Anwar Ibrahim bekerja sama memenangkan Pemilihan Umum di bawah payung PH. Namun pemerintahan PH hanya bertahan kurang dari dua tahun.

Setelah kekalahannya dalam pemilu 2022, Mahathir men-tweet bahwa dia akan fokus menulis tentang sejarah dan kejadian di Malaysia, dengan mengatakan bahwa banyak peristiwa di negara tersebut tidak tercatat.

Mahathir memegang rekor dunia sebagai perdana menteri tertua.

Dia juga perdana menteri terlama di Malaysia, setelah menjabat selama 22 tahun hingga 2003, sebelum kembali sebagai perdana menteri pada 2018.

Editor: Noverius Laoli