KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin bunga bersih perbankan semakin gemuk. Posisi ini mengindikasikan pendapatan bank dari bunga kredit meningkat lebih tinggi dibandingkan beban yang ditanggung perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasi. Sentilan-sentilan berbagai pihak, hingga presiden, tak juga membuat bank berupaya menurunkan tingkat
net interest margin (NIM). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NIM industri perbankan per Juni ada di level 4,8%. Angka ini terus meningkat sejak tahun lalu. Per Juni 2022 NIM masih di 4,69% dan pada Desember 2022 di 4,71%. Bahkan, ada bank yang secara individu menorehkan NIM hingga dua digit. Bank digital tercatat sebagai bank penghasil NIM tertinggi di Tanah Air. Seabank Indonesia saat ini merupakan bank pencetak NIM tertinggi. Margin bunga bersih bank milik induk
e-commerce Shopee ini mencapai 19,02% pada semester I 2023, naik dari level 15,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lalu diikuti oleh Bank Amar dengan NIM 17,33%, Bank Neo Commerce 16,5%, dan Bank Jago 10,46%.
Di jajaran bank besar, Bank Rakyat Indonesia (BRI) terkenal sebagai bank penghasil NIM tertinggi mengingat segmen bisnisnya fokus pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan yield tinggi. BRI belum merilis kinerja semester pertama 2023, namun NIM bank ini pada kuartal pertama mencapai 7,82%. Hingga Juni 2023, ada empat bank beraset jumbo yang meraih NIM di atas 5%. NIM Bank Central Asia (BCA) berada di level 5,6%, naik dari 5% pada Juni tahun lalu. NIM Bank Mandiri meningkat dari 5,37% ke level 5,56%. NIM Bank Danamon naik tipis dari 5,10% jadi 5,13%. Cuma Bank Maybank Indonesia yang mencetak penurunan NIM 5,65% pada Juni 2022 jadi 5,06% Juni tahun ini. Pengamat ekonomi dan pasar modal Budi Frensidy melihat bahwa perbankan saat ini masih sulit menurunkan bunga kreditnya. Itu tercermin NIM yang kian menggemuk. Indonesia, kata dia, kini dikenal sebagai negara dengan NIM perbankan terbesar di dunia. "Kondisi ini tentu tidak disukai savers dan juga debitur. Bank mengambil untung yang sangat besar dari kredit tersebut," kata Budi, Senin (7/8). NIM perbankan diproyeksi tetap tinggi tahun ini. Bank Mandiri menargetkan margin bunga bersih di kisaran 5,3%-5,6%. "NIM akan dijaga stabil di level tinggi, didorong peluang repricing, perubahan komposisi aset, rasio CASA dan biaya dana stabil, serta loan to deposit ratio yang masih tinggi," jelas manajemen Bank Mandiri dalam materi paparan kinerja semester pertama 2023. EVP Corporate Communication BCA Hera F Haryn menyebut, kenaikan NIM secara tahunan sejalan dengan kenaikan volume kredit dan pergerakan suku bunga pasar. Selain itu, terjadi pergeseran aktiva produktif BCA ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan langkah dan kebijakan pengendalian NIM bank. OJK sedang menggodok aturan untuk mendorong transparansi informasi terkait suku bunga kredit perbankan. "Prinsip-prinsip yang akan diatur antara lain komponen dasar pembentuk suku bunga dan aspek transparansi ke publik terkait suku bunga dasar kredit. Kebijakan ini diharapkan dapat berkontribusi mengendalikan NIM perbankan saat ini," kata Dian, Sabtu (5/8).
OJK juga akan mendorong digitalisasi layanan perbankan agar efisiensi meningkat. Sehingga suku bunga kredit bisa jadi lebih kompetitif melalui mekanisme pasar. Selain itu, kata Dian, OJK juga mendorong pemanfaatan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sebagai upaya mengurangi asimetris informasi antara bank kepada debitur.
Ini perkembangan NIM Perbankan di Indonesia hingga Juni 2023
Bank | Juni 2022 | Desember 2022 | Juni 2023 |
BRI* | 7,72% | 7,85% | 7,82% |
BCA | 5,0% | 5,3% | 5,6% |
Bank Mandiri | 5,37% | 5,47% | 5,56% |
BNI | 4,70% | 4,81% | 4,58% |
Bank CIMB Niaga | 4,54% | 4,69% | 4,61% |
BTN | 4,58% | 4,40% | 3,62% |
Bank Danamon Indonesia | 5,10% | 5,18% | 5,13% |
Bank BTPN | 4,08% | 3,99% | 3,98% |
Bank Permata | 4,0% | 4,3% | 4,5% |
Bank Panin | 5,22% | 5,23% | 4,88% |
Bank Maybank Indonesia | 5,65% | 5,05% | 5,06% |
Bank OCBC Indonesia | 3,74% | 4,08% | 4,40% |
Bank UOB Indonesia | 3,66% | 3,98% | 4,09% |
Bank Jago | 10,83% | 10,45% | 10,46% |
Bank Seabank Indonesia | 15,72% | 18,61% | 19,07% |
Industri Perbankan | 4,69% | 4,71% | 4,80% |
Ket: *= per Maret 2022 vs maret 2023 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk