Kalau Tempatnya Ramai, si Jeruk Pasti Disukai



090707_telponkoin2SUDAH BUKAN rahasia lagi peranan telepon umum mulai terpinggirkan. Banyak orang yang dulu bergantung pada telepon umum kini beralih menggunakan telepon seluler. Salah satu alasannya karena telepon seluler lebih praktis buat berhalo-halo ketimbang telepon umum.

Namun, di tengah situasi dan kondisi yang semakin terpojok, PT Harvest Technology malah menawarkan kemitraan usaha telepon umum lewat produk Jeruk mulai Juni 2009 lalu. Lo, kok, berani-beraninya? Tentu perusahaan yang dulu bernama PT Airwave Technology itu memiliki berbagai alasan sehingga nekat menawarkan produk ini. Rupanya, hasil riset yang mereka lakukan pada 2007 menyimpulkan bahwa peluang bisnis telepon umum masih menganga. “Persaingan juga rendah karena pemainnya hanya PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom),” ucap General Manager Harvest Technology Sieska Halim. Para operator telepon seluler (ponsel) cuma setengah hati menggarap bisnis telepon umum. Menurut Grup Head Marketing PT Indosat Tbk Teguh Prasetyo, kalau pun selama ini mereka menyediakan telepon umum, itu sekadar memenuhi peraturan pemerintah yang mengharuskan penyediaan 3% telepon umum dari kapasitas jaringan. “Telepon umum hanya pelayanan publik,” katanya. Peluang semakin lebar lantaran hasil riset Harvest juga memaparkan data bahwa masih banyak anggota masyarakat yang belum menenteng telepon genggam. Setidaknya 15% dari seluruh orang yang berusia antara 15 tahun hingga 25 tahun di Indonesia belum punya ponsel.Itu berarti, dari setiap 100 orang dewasa, ada 15 orang yang tidak memiliki telepon seluler. Fakta lain dari riset itu juga menandaskan masih banyak orang yang menggunakan uang logam dalam transaksi. “Jumlahnya mencapai triliunan rupiah per tahun,” lanjut Sieska.Tentu Anda paham, uang logam merupakan komponen penting bagi pengguna telepon umum. Uang logam atau koin dipakai agar orang agar bisa bercakap-cakap lewat telepon umum. Dengan segala pertimbangan itulah, Harvest Technology berharap telepon umum bisa menjadi solusi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bisa buat interlokal Berawal dari hasil riset itulah, Harvest Technology lantas berani meluncurkan Jeruk. Mereka merancang produk ini disertai berbagai kelebihan dan keunggulan agar bisa menyusup ke pasar telekomunikasi, khususnya pasar telepon umum. Pertama, si Jeruk memiliki bentuk yang lebih mungil ketimbang ukuran telepon umum lama milik Telkom. Tingginya hanya 32,7 sentimeter (cm) alias tidak lebih panjang daripada lengan orang dewasa. Lebarnya hanya 27,7 cm dengan panjang 24,8 cm. Berat bersih telepon ini hanya 4 kilogram. 090707_telponkoin3Kedua, Jeruk merupakan pesawat telepon umum nirkabel (wireless). Dengan sistem nirkabel ini, pesawat telepon berwarna bak kulit jeruk ini bisa ditempatkan di mana saja. Ketiga, faktor penting yang membedakan Jeruk dengan pesawat telepon umum pendahulunya adalah teknologi. Jeruk mengusung teknologi berbasis code division multiple access (CDMA). Saat ini ada beberapa operator telepon di Indonesia yang berbasiskan teknologi ini, yaitu Esia (Bakrie Telecom), Fren (Mobile-8), Star One (Indosat), dan Flexy (Telkom). Untuk memasarkan Jeruk, Harvest menggandeng PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Indosat Tbk selaku operator. Dengan teknologi ini, Jeruk bisa dipakai untuk menghubungi nomor telepon seluler, bahkan menelepon ke luar negeri. Bandingkan dengan telepon umum yang hanya bisa dipakai untuk menghubungi nomor lokal. Keunggulan lain, Jeruk bisa dipakai untuk mengirimkan pesan pendek alias short message service (SMS). Bila Anda tertarik mencoba peruntungan menjadi mitra bisnis Harvest, prosedur yang harus Anda tempuh sangat gampang. Pertama, Anda harus mengisi berbagai aplikasi permohonan untuk menjadi mitra. Kelak Anda bisa memilih paket prabayar atau pascabayar, namun sementara ini Harvest Technology baru menawarkan paket pascabayar. Setelah Anda mengisi aplikasi itu, Harvest Technology akan menentukan apakah lokasi yang dipilih sudah memenuhi persyaratan atau belum. Sebaiknya, Anda memilih lokasi yang cukup ramai untuk menaruh Jeruk, seperti di kampus, rumahsakit, dan pasar. Pasalnya, berdasarkan riset Harvest Technology, tempat yang ramai berpotensi menangguk untung cukup besar. Namun, tempat menaruh Jeruk juga harus aman alias jauh dari tangan-tangan jahil. Maklum, lantaran tubuhnya yang mini ini, potensi si Jeruk hilang juga sangat besar. Mengenai modal, Anda harus menyetorkan biaya awal sebesar Rp 1,25 juta. Perinciannya, biaya administrasi sebesar Rp 100.000, biaya garansi telepon Rp 500.000, dana jaminan tagihan telepon Rp 600.000, dan biaya sewa telepon untuk bulan pertama Rp 50.000. Untuk biaya administrasi, garansi telepon, dan jaminan tagihan telepon ini hanya dibayarkan sekali. Adapun biaya sewa telepon akan ditagih setiap bulannya. Pemilik Jeruk akan dibebaskan dari biaya abonemen atau batas minimal pemakaian. Masa kontrak minimal enam bulan dan maksimal setahun. Bila masa kontrak sudah habis, Anda bisa memperpanjang tanpa biaya apapun. Tarif Jeruk sama dengan tarif layanan dari operator. Pemilik Jeruk akan mendapat bagi hasil. “Mitra akan mendapatkan potongan tagihan telepon sebesar 25%,” kata Sieska. Dia mengklaim bisnis Jeruk akan sangat menguntungkan. Keuntungan pemilik Jeruk akan semakin tebal apabila banyak pemakai telepon berhenti berbicara ketika pulsa belum habis. Sebab, sisa nilai koin akan menjadi miliknya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: